TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sebanyak 20 orang yang mengalami gejala penyakit demam berdarah (DBD) mendatangi puskesmas di wilayah Tangerang Selatan dalam sepekan terakhir.
"Ada 20 orang baru suspek (gejala). Kalau penderita kan itu sudah ada hasil lab (labolatorium) yang menyatakan kalau dia DBD, ini baru perkiraan," kata Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes Tangsel, Tulus Muladiyono saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/1/2020).
Menurut Tulus, dari 20 pasien tersebut, sebagian menjalani rawat inap di puskemas untuk memantau perkembangan kesehatan selama 24 jam.
"Karena kalau DBD itu kan trombositnya pasti di bawah 100.000. Jadi ini masih perkirakan DBD karena kita masih pantau 24 jam," katanya.
Menurut Tulus, sebanyak 20 pasien yang mengalami gejala DBD tersebut tak berkaitan dengan bencana banjir yang terjadi pada dua pekan lalu.
Pasalnya, nyamuk aedes aegypti tidak bisa berkembang biak dalam genangan air yang kotor.
"Tidak ada sangkut pautnya dengan banjir karena banjir kan airnya kotor tidak bisa buat sarang nyamuk. Untuk perkembangan biakan jentik itu harus bersih," katanya.
Munculnya penyakit DBD karena adanya genangan air yang menjadi tempat nyamuk untuk berkembang biak. Warga diharapkan memperhatikan genangan di sekitarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.