Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riwayat Tanjung Priok, Pelabuhan Pembantu yang Pesat Menjadi Besar

Kompas.com - 23/01/2020, 10:58 WIB
Singgih Wiryono,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asal mula Tanjung Priok yang kini dikenal sebagai pelabuhan terbesar di Jakarta dulunya merupakan pelabuhan pembantu.

Sebab, dulu pelabuhan Pasar Ikan sudah tak bisa lagi menampung volume perdagangan yang tumbuh pesat.

Laporan yang ditulis Kompas pada 11 Maret 1994 mengungkapkan, Tanjung Priok sebagai kota pelabuhan mulai menggeliat pada masa pemerintahan kolonial Belanda.

Baca juga: Polisi Ingatkan Warga Tanjung Priok, Jangan Sampai Demo Disusupi Provokator

Terusan Suez yang dioperasikan tahun 1819 memberi keleluasaan perdagangan Asia Timur dan Eropa, termasuk Indonesia.

Perkembangan tersebut kemudian memaksa pelabuhan Pasar Ikan untuk berbagi tugas dengan Tanjung Priok yang berjarak 8 kilometer.

 

Pada 1877, Tanjung Priok mulai dibangun dan selesai di tahun 1883. Setelah dibangun, Tanjung Priok tidak langsung beroperasi.

Di tahun ketiga setelah pembangunan, atau tepatnya pada 1886, Tanjung Priok baru difungsikan sebagai pelabuhan.

Berkembang pesat

Beberapa tahun setelah beroperasi, Tanjung Priok yang saat itu dibangun dengan luas permukaan laut sekitar 20 hektar dan panjang dermaga sepanjang 1,2 kilometer tersebut cepat penuh.

Pembangunan pelabuhan II Tanjung Priok kemudian dilakukan di tahun 1910 dan selesai setelah tujuh tahun pembangunan.

Baca juga: Duduk Perkara Pernyataan Menteri Yasonna hingga Didemo Warga Tanjung Priok

Sebagai kota pelabuhan, Tanjung Priok terus berkembang hingga muncul Paket Kebijakan Ekspor tahun 1982 saat masa pemerintahan presiden Soeharto.

Paket itu kembali memaksa Tanjung Priok untuk memperluas dirinya sebagai tempat ekspor impor barang perdagangan internasional yang banyak ditujukan ke Indonesia melalui Jakarta.

"Masalahnya, pelabuhan Tanjung Priok berkembang terus sejalan dengan laju perkembangan ekspor Indonesia semenjak Paket Kebijaksanaan Ekspor tahun 1982. Akibatnya, pelabuhan selalu merasa kekurangan lahan untuk menampung kargo barang ekspor-impor yang diproses di sana," kata Dirut Pelabuhan II, Drs A Sabirin, ketika itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com