Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revitalisasi Agar Monas Seperti Eiffel, Pengunjung: Tidak Begitu Perlu

Kompas.com - 01/02/2020, 12:33 WIB
Tia Astuti,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gundulnya bagian selatan Monas yang berada di depan Patung Ikada masih menjadi sorotan publik. Baik warga Jakarta maupun luar Jakarta.

Salah satu yang membuat revitalisasi ini menjadi sorotan adalah ucapan Pemprov DKI yang berubah-ubah mengenai jumlah pohon yang dipindahkan.

Semula mereka menyebutkan ada 205 pohon, lalu diralat menjadi 190, dan yang terakhir diralat menjadi 85 pohon.

Tidak hanya ucapan Pemprov DKI yang berubah-ubah, hingga alasan revitalisasi juga menjadi sorotan publik. Tujuannya agar Monas bisa seperti Eiffel.

Baca juga: Penjelasan Pemenang Sayembara tentang Konsep Revitalisasi Monas, Banyak Plaza hingga Kolam

Rencanya, setelah revitalisasi, pengunjung bisa masuk ke Monas dari plaza selatan di Jalan Medan Merdeka Selatan dan bisa langsung melihat Tugu Monas secara utuh dari ujung Monas hingga dasar Monas.

Alasan revitalisasi Monas ini mendapat pandangan yang berbeda dari pengunjung yang ada.

Ada yang beranggapan bisa menjadi daya tarik baru untuk pengunjung dengan ide seperti Eiffel, ada pula yang beranggapan tidak perlu mengikuti Eiffel.

Baca juga: Ketika Sekda DKI Pasang Badan soal Revitalisasi Monas di Saat Anies Pilih Bungkam...

Pasangan suami istri yang, Aini (26) dan Pian (30) yang ditemui Kompas.com tepat di samping area yang sedang direvitalisasi, beranggapan bahwa rencana ini bisa dilihat sisi positifnya.

"Bagus saja ya kalau memang rencananya untuk bisa seperti Eiffel. Buat nambahin pengunjung," ujar Aini.

Pian pun menambahkan,"Belum tentu negatif juga ya. Kan katanya pohonnya juga bukan ditebang, tapi dipindahin."

Di sisi lain, ada pengunjung Monas yang sedang berkunjung ke Jakarta dari Palembang, Sabrina (21) yang merasa tidak perlu dilakukan.

"Baru saja saya bicarain soal pohon yang kabarnya belum tahu dipindah ke mana sama teman saya," ujar Sabrina sambil menunjuk ke arah area yang sedang direvitalisasi.

Salah satu fasilitas olahraga yang tersedia di Monas. Pengunjung dapat menggunakannya secara gratis. Fasilitas olahraga tersebut terdiri dari satu lapangan basket, empat lapangan futsal, dan satu lapangan voli. Sementara fasilitas olahraga lain yang terpisah adalah lapangan bulu tangkis, Jakarta, Rabu (29/1/2020).kompas.com / Nabilla Ramadhian Salah satu fasilitas olahraga yang tersedia di Monas. Pengunjung dapat menggunakannya secara gratis. Fasilitas olahraga tersebut terdiri dari satu lapangan basket, empat lapangan futsal, dan satu lapangan voli. Sementara fasilitas olahraga lain yang terpisah adalah lapangan bulu tangkis, Jakarta, Rabu (29/1/2020).

"Meskipun saya bukan orang Jakarta, tapi menurut saya sayang banget. Jakarta kan sudah makin sedikit ya daerah resapan airnya," ujar Sabrina.

Sabrina pun juga menambahkan kalau fungsi pohon yang ada di Monas setidaknya bisa membantu menyerap polusi juga.

"Yang saya tahu Jakarta itu kota dengan polusi tertinggi ke-4 di dunia, jadi seharusnya dengan tidak ditebangnya pohon di area yang direvitalisasi bisa ngebantu banget sih. Bisa mencegah biar area Monas gak bannir juga kan," ujar Sabrina.

Selain dari sisi bencana, ada Yona (33) yang beranggapan bahwa fungsi pohon-pohon di Monas bisa membuat pengunjung lebih nyaman.

"Kalau saya liburan sama suami dan anak ya enaknya sih di bawah pohon, karena sejuk kan. Enggak bakal kepanasan," ujar Yona yang sedang duduk bersama suami dan anaknya.

Inti dari apa yang dikatakan Sabrina dan Yona, bagi mereka revitalisasi agar Monas terlihat seperti Eiffel tidak begitu perlu.

Ada hal-hal lain yang masih membutuhkan pohon di area revitalisasi ini, seperti kenyamanan pengunjung serta sebagai area resapan air dan polusi di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com