Salin Artikel

Revitalisasi Agar Monas Seperti Eiffel, Pengunjung: Tidak Begitu Perlu

JAKARTA, KOMPAS.com - Gundulnya bagian selatan Monas yang berada di depan Patung Ikada masih menjadi sorotan publik. Baik warga Jakarta maupun luar Jakarta.

Salah satu yang membuat revitalisasi ini menjadi sorotan adalah ucapan Pemprov DKI yang berubah-ubah mengenai jumlah pohon yang dipindahkan.

Semula mereka menyebutkan ada 205 pohon, lalu diralat menjadi 190, dan yang terakhir diralat menjadi 85 pohon.

Tidak hanya ucapan Pemprov DKI yang berubah-ubah, hingga alasan revitalisasi juga menjadi sorotan publik. Tujuannya agar Monas bisa seperti Eiffel.

Rencanya, setelah revitalisasi, pengunjung bisa masuk ke Monas dari plaza selatan di Jalan Medan Merdeka Selatan dan bisa langsung melihat Tugu Monas secara utuh dari ujung Monas hingga dasar Monas.

Alasan revitalisasi Monas ini mendapat pandangan yang berbeda dari pengunjung yang ada.

Ada yang beranggapan bisa menjadi daya tarik baru untuk pengunjung dengan ide seperti Eiffel, ada pula yang beranggapan tidak perlu mengikuti Eiffel.

Pasangan suami istri yang, Aini (26) dan Pian (30) yang ditemui Kompas.com tepat di samping area yang sedang direvitalisasi, beranggapan bahwa rencana ini bisa dilihat sisi positifnya.

"Bagus saja ya kalau memang rencananya untuk bisa seperti Eiffel. Buat nambahin pengunjung," ujar Aini.

Pian pun menambahkan,"Belum tentu negatif juga ya. Kan katanya pohonnya juga bukan ditebang, tapi dipindahin."

Di sisi lain, ada pengunjung Monas yang sedang berkunjung ke Jakarta dari Palembang, Sabrina (21) yang merasa tidak perlu dilakukan.

"Baru saja saya bicarain soal pohon yang kabarnya belum tahu dipindah ke mana sama teman saya," ujar Sabrina sambil menunjuk ke arah area yang sedang direvitalisasi.

"Meskipun saya bukan orang Jakarta, tapi menurut saya sayang banget. Jakarta kan sudah makin sedikit ya daerah resapan airnya," ujar Sabrina.

Sabrina pun juga menambahkan kalau fungsi pohon yang ada di Monas setidaknya bisa membantu menyerap polusi juga.

"Yang saya tahu Jakarta itu kota dengan polusi tertinggi ke-4 di dunia, jadi seharusnya dengan tidak ditebangnya pohon di area yang direvitalisasi bisa ngebantu banget sih. Bisa mencegah biar area Monas gak bannir juga kan," ujar Sabrina.

Selain dari sisi bencana, ada Yona (33) yang beranggapan bahwa fungsi pohon-pohon di Monas bisa membuat pengunjung lebih nyaman.

"Kalau saya liburan sama suami dan anak ya enaknya sih di bawah pohon, karena sejuk kan. Enggak bakal kepanasan," ujar Yona yang sedang duduk bersama suami dan anaknya.

Inti dari apa yang dikatakan Sabrina dan Yona, bagi mereka revitalisasi agar Monas terlihat seperti Eiffel tidak begitu perlu.

Ada hal-hal lain yang masih membutuhkan pohon di area revitalisasi ini, seperti kenyamanan pengunjung serta sebagai area resapan air dan polusi di Jakarta.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/01/12335461/revitalisasi-agar-monas-seperti-eiffel-pengunjung-tidak-begitu-perlu

Terkini Lainnya

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke