Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebayoran, Gudang Kayu yang Menjelma Jadi Kawasan Elite Jakarta

Kompas.com - 05/02/2020, 19:05 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA,KOMPAS.com - Kebayoran merupakan salah satu wilayah yang cukup terkenal di Jakarta Selatan. Kawasan ini dibagi menjadi dua, yakni Kebayoran Lama dan Kebayoran Baru.

Bahkan, beberapa tempat di kawasan tersebut tergolong sebagai permukiman elite.

Seperti Blok M, misalnya, kawasan ini berada di kawasan Kebayoran Baru. Sedangkan kawasan Kebayoran Lama terdapat beberapa perumahan elite seperti yang ada di daerah Pondok Indah.

Namun, tahukah Anda bahwa dahulu Kebayoran hanyalah tempat penebangan dan penumpukan kayu gelonggongan?

Baca juga: Ada yang Tahu Asal Muasal Nama Tanah Abang? Ini Sejarahnya

Hal tersebut dibenarkan oleh Racham Ruchiat dalam bukunya yang berjudul “Asal Usul Nama Tempat di Jakarta”.

Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa Kebayoran berasal dari kata "kabayuran" yang berarti tempat menimbun kayu bayur.

Kayu bayur merupakan jenis kayu dari pohon bayur dengan yang berkualitas. Saat ini pun kayu bayur masih dipakai sebagai bahan membuat furnitur.

“Bukan hanya kayu bayur yang biasa ditimbun di kawasan tersebut di kawasan tersebut pada zaman dahulu, melainkan juga jenis–jenis kayu lainya,” seperti dikutip buku tersebut.

Pada zaman kolonial Belanda, kayu–kayu tersebut ditebang dari kawasan Kebayoran dan dialirkan ke wilayah Batavia lewat Kali Grogol dan Kali Krukut dan Kali Grogol dengan cara dihanyutkan. Kala itu, mereka dua aliran kali tersebut berukuran cukup besar.

Baca juga: Sejarah Pasar Senen, Dahulu Hanya Buka di Hari Senin

Pada tahun 1938, kawasan Kebayoran direncanakan akan dibangun lapangan terbang internasional. Namun rencana itu diurungkan lantaran perang dunia kedua.

Barulah pasca kemerdekaan, tepatnya tahun 1949, tempat yang semula direncanakan sebagai lapangan terbang internasional disulap menjadi Kebayoran Baru.

“Dibangunlah kota satelit Kebayoran Baru, meliputi areal seluas 370 hektar yang menurut rencana cukup dihuni oleh 100.000 jiwa,” ujar Rahcmat Ruhciat dalam bukunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com