Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Kir Berbasis Elektronik di Depok Diklaim Bisa Pangkas Durasi Antrean

Kompas.com - 12/03/2020, 05:45 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok, Dadang Wihana menyampaikan bahwa sistem uji kir berbasis elektronik yang diluncurkan pada Rabu (11/3/2020) mampu memangkas durasi antrean.

Hal ini disebabkan sistem uji kir yang telah terotomatisasi dan melibatkan sedikit tenaga manusia.

"Biasa butuh 45 menitan kalau manual, karena kami gunakan alat smoke tester. Itu lama mendeteksinya, juga banyak bias, sehinggga butuh kejelian penguji," jelas Dadang kepada wartawan, Rabu.

Baca juga: Uji Kir Berbasis Elektronik di Depok Diklaim untuk Cegah Manipulasi

"Sekarang tinggal masukkan alat dan lihat record-nya. Bisa menghemat waktu separuh dari waktu yang ada," ia menambahkan.

Nantinya, hasil uji kir juga akan berbasis elektronik seluruhnya. Kalkulasi yang biasanya dikerjakan secara manual, akan dilakukan oleh komputer sehingga perhitungan akan kian cepat.

"Untuk line ini 20 menit maksimal, jika menunggu pendaftaran dan segala macam, totally butuh 1 jam saja," kata Dadang.

Di samping itu, ia mengklaim bahwa jajarannya masih terus mengulik kemungkinan penerapan sistem pendaftaran daring untuk uji kir.

Baca juga: Pemkot Depok Luncurkan Uji Kir Berbasis Elektronik, Data Tak Bisa Dimanipulasi

Apabila ini berhasil, durasi uji kir akan semakin ringkas karena para pemilik kendaraan bermotor tinggal datang untuk mengujikan kendaraannya.

Segala proses administrasi yang diperlukan saat pendaftaran sudah bisa dilakukan secara daring, sebelum datang ke lokasi uji kir.

"Kami sedang memperbaiki untuk pendaftaran online. Selama ini kan masih daftar dengan cara datang manual. Saat ini dengan BJB sedang kami coba buat sistem daftar online," pungkas Dadang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com