Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Suami Siram Air Keras ke Wajah Istri di Pancoran

Kompas.com - 05/05/2020, 05:38 WIB
Walda Marison,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Video sempat viral di media sosial tentang seorang perempuan yang jadi korban penyiraman air keras di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.

Dalam video, seorang perempuan tampak duduk tersungkur di aspal karena wajahnya disiram air keras.

Beberapa warga yang ada di lokasi membantu perempuan tersebut.

Warga yang merekam peristiwa menduga perempuan tersebut merupakan korban jambret dengan modus menyiram air keras.

Baca juga: Tolak Cerai, Suami Siram Istri Pakai Air Keras di Pancoran

Kapolsek Pancoran Johanis Soeprijanto mengatakan, peristiwa itu bukan penjambretan.

Berikut rangkuman faktanya:

1. Pasangan suami istri

Johanis Soeprijanto mengatakan, perempuan berinisial E (32) itu disiram air keras oleh suaminya sendiri, A (30).

"Itu suami istri. Suaminya nggak mau dicerai, bukan jambret ya," kata dia saat dikonfirmasi.

Johanis menjelaskan, awalnya korban sedang berada di stasiun kereta api Kalibata, Sabtu (3/5/2020).

Pelaku kemudian datang dan langsung menyiram air keras kepada korban. Pelaku lantas pergi meninggalkan istrinya.

"Langsung disiram pakai air Accu. Sang istri langsung di bawa ke RS Kramat Jati," kata dia.

2. Luka di kelopak mata

Sesaat setelah disiram air keras, korban langsung dilarikan ke RS Kramat Jati Jakarta Timur.

Kanit Reskrim Polsek Pancoran, Iptu Wahidin, mengatakan, korban mengalami luka di bagian kelopak mata.

Baca juga: Perempuan Korban Penyiraman Air Keras oleh Suami Terluka di Kelopak Mata

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com