Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekecewaan WNI dari Luar Negeri, Tak Ada Karantina Ramah Anak Saat Pulang ke Tanah Air

Kompas.com - 22/05/2020, 13:10 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Soraya, seorang warga negara Indonesia (WNI) menceritakan kekecewaannya saat pulang ke Tanah Air.

Dia kecewa tidak ada karantina bayi bagi WNI yang kembali ke Indonesia dari luar negeri.

Soraya pulang ke Indonesia bersama suami dan dua anaknya yang masih kecil. Anak yang pertama berusia sembilan tahun dan anaknya yang kedua berumur tiga bulan.

Dia pulang ke Indonesia dari Hongkong karena ada urusan mendesak yang mengharuskannya untuk pulang.

“Saya bingung saat itu dan bertanya-tanya bagaimana kewajiban karantina untuk anak-anak. Apakah benar tak ada karantina anak,” ujar Soraya, kepada Kompas.com, Rabu (20/5/2020).

Baca juga: Cerita Kekecewaan WNI dari Luar Negeri yang Dikarantina di Asrama Haji, Kotor hingga Tak Ramah Anak

Ia kala itu pun sempat meminta kepada petugas medis agar anak-anaknya diperbolehkan untuk karantina di rumah, sehingga anaknya bisa dirawat dengan baik oleh keluarga.

Namun, sayangnya hal itu tak membuahkan hasil. Anak-anaknya tetap dikarantina di Asrama Haji bersama 200 orang dalam pemantauan (ODP).

Padahal jelas-jelas Pemerintah telah mengeluarkan aturan protokol Gugus Tugas Covid-19 tentang “Pengasuhan anak tanpa gejala, anak dalam pemantauan, anak dalam pengawasan, kasus konfirmasi” Nomor: B-2 yang dikeluarkan tanggal 30 April 2020.

Dalam aturan tersebut, anak diperbolehkan untuk isolasi mandiri. Namun, sayangnya prioritas isolasi mandiri pun kala itu tidak diberikan untuk anaknya.

“Kakak saya sempat bilang ke petugas juga kalau yang dikarantina di asrama orangtuanya saja, biar anak-anak dibawa kakak saya untuk dikarantina di rumah, tapi tak boleh,” kata dia.

Baca juga: Begini Aturan Main di Mal Saat Konsep New Normal Diterapkan

“Bukankah lebih baik anak-anak saya karantina mandiri di rumah bersama keluarga? Saya sampai ajukan opsi ke petugas di asrama biar saya dan suami saja yang dikarantina, anak-anak bisa dijemput keluarga, tapi enggak bisa,” tambah dia.

Selama dikarantina, wanita berusia 31 tahun ini mengaku khawatir dengan keadaan anaknya.

Sebab selama di tempat karantina, anaknya beberapa kali menangis saat tidur karena merasa tidak nyaman.

Kekhawatiran itu juga datang ketika melihat pekerja migran Indonesia (PMI) yang dikarantina di Asrama Haji keluar masuk tanpa mengenakan masker.

Bahkan sesekali ia menemukan PMI ini berkerumun untuk minum kopi di lorong asrama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com