Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Cara Depok Tangani Wabah Covid-19 Saat PSBB Dilonggarkan

Kompas.com - 23/06/2020, 05:35 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com - Sejak 5 Juni 2020, Kota Depok telah memasuki fase PSBB Proporsional level 3 (zona kuning, dari 5 level yang ada) sebagai upaya transisi jelang new normal.

Alasan ekonomi menjadi latar belakang pelonggaran berbagai pembatasan aktivitas warga. Meskipun, pengendalian wabah juga tak boleh dikesampingkan.

Pemerintah Kota Depok akhirnya buka suara soal pelacakan dan penanganan Covid-19 dalam rangka menyongsong new normal.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita menyampaikan sejumlah hal yang ditempuh oleh jajarannya dalam rangka menjaga agar pengendalian sebaran Covid-19 tak ikut kendur:

 

1. Rapid test makin mudah

Novarita bilang, setiap harinya puskesmas-puskesmas di Kota Depok menerima data terbaru ODP, PDP, dan OTG Covid-19 dari Pikodep (Pusat Informasi Covid-19).

Puskesmas di tiap wilayah langsung bekerja melakukan pemeriksaan pada masing-masing orang itu.

Baca juga: Tanah Merah Jadi Tempat Nongkrong Warga, Satpol PP Depok Akan Tutup Akses

Sebetulnya, mekanisme ini adalah prosedur standar yang harus dilakukan oleh sistem pelayanan kesehatan di mana pun berada.

Namun, Novarita mengakui, awal-awal Covid-19 merebak di Depok, tak mudah buat melakukan rapid test dalam skala besar dan cepat.

"Dulu kan lama, nunggu banyak dulu (kasusnya), baru kami adakan rapid test," kata Novarita, Senin (22/6/2020).

"Sekarang enggak. Setiap ada yang sudah terlacak, langsung kami jadwalkan untuk rapid test. Jadi, secepat mungkin rapid test, kemudian kalau reaktif langsung kami daftarkan untuk pemeriksaan swabnya," jelas dia.

 

2. Screening gencar via rapid test

Pelacakan kasus yang makin gencar adalah konsekuensi dari pelonggaran pembatasan aktivitas warga.

Di Jakarta, jumlah pelacakan dan tes Covid-19 berbasis laboratorium (PCR) bertambah pesat seiring dilonggarkannya PSBB.

Depok punya masalah dengan jumlah tes berbasis PCR apabila dibandingkan dengan Jakarta dan standar minimum WHO. Sebagai alternatif, rapid test (uji cepat) digencarkan.

Baca juga: Strategi Depok Lacak Kasus Covid-19 Jelang New Normal: Perbanyak Rapid Test

"Di tempat-tempat kerumunan juga misalnya pasar, stasiun, di terminal, kita juga rutin rapid massal. Pasar sudah ada 7," ujar dia.

"Kami masih keliling, belum semua ter-cover rapid test. Ini ada santri yang mau balik ke pesantren, sekitar 200 atau 400 orang, kami lakukan rapid test," jelas Novarita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com