Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Pandemi Covid-19, Ada 684 Kasus DBD di Kota Bekasi

Kompas.com - 25/06/2020, 06:06 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Tidak hanya virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) yang masih menjadi fokus penanganan Dinas Kesehatan Kota Bekasi, kasus demam berdarah dengue (DBD) juga tidak diabaikan.

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Bekasi, ada 684 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di Kota Bekasi terhitung sejak awal tahun 2020.

Meski demikian, jumlah tersebut berkurang dari tahun 2019 yaitu 701 kasus DBD di Kota Bekasi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezi Syukrawati mengatakan, kasus DBD di Kota Bekasi pada tahun 2020 ini masih fluktuatif atau naik turun.

Baca juga: Tidak Ada Penambahan Kasus Positif Covid-19 di Kabupaten Bekasi 10 Hari Terakhir

Misalnya, data kasus DBD dari awal tahun hingga April meningkat terus. Data tertinggi jumlah kasus DBD pada bulan April, yakni 179 kasus bersamaan dengan munculnya kasus Covid-19.

Namun, angka tersebut turun kembali di angka 165 kasus DBD pada bulan Mei 2020.

"Nah cuma kita lihat polanya, ada sedikit naik turun sih. Dalam situasi saat ini ya itulah angka yang kita punya. Walaupun tidak banyak tetapi ketika ditotal dia kan lebih sedikit ya dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Dezi saat dikonfirmasi, Rabu (24/6/2020).

Ia mengatakan, pihak Dinkes juga terus melakukan berbagai upaya pencegahan kasus DBD di lingkungan warga.

"Jadi kita foging di lingkungan warga, kita berusaha sesuai dengan aturan bukan karena permintaan tapi karena memang di wilayah itu ada kasus. Kemudian ketika kita penyelidikan epidemiologi (PE) memang ada kemungkinan kasus di sana. Makanya kita lakukan penyemprotan," kata dia.

Baca juga: Ratusan Ikan Mati di Kali Baru Bekasi, Diduga Tercemar Limbah

Selain itu, ia juga gencar menyosialisasikan ke warga untuk tetap gencar lakukan 3M (menguras, menutup, mengubur) dan lakukan pola hidup sehat.

Pasalnya jentik nyamuk Aedes aegypti juga berasal dari barang-barang bekas di lingkungan warga.

"Kita tuh benar-benar mengimbau peran serta masyarakat yang peduli kebersihan. Penyuluhan itu tetap mau di dalam atau luar gedung sambil kita bicarakan Covid-19 di luar sana kita tetap juga harus sampaikan terkait DBD," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com