Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaster Baru Covid-19 Muncul di Ponpes di Kota Tangerang, 5 Pengajar Tertular

Kompas.com - 07/07/2020, 09:49 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah mengatakan, klaster baru Covid-19 di wilayahnya muncul di sebuah pondok pesantren (ponpes). Sejauh ini, lima pengajar di ponpes itu terpapar Covid-19.

"Pesantren, itu nularin ke lima ustaz, dia ngajar gitu kan. Dia baru pulang dari Madura (Jawa Timur) atau dari mana dan nularin ke ustaz lainnya," kata Arief saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/7/2020).

Arief mengatakan, santri-santri yang sudah mulai belajar di ponpes tersebut tidak ada yang terpapar Covid-19.

Baca juga: Ponpes Milik Brigpol Eko Jadi Percontohan Pesantren Tanggap Covid-19

Ia mengemukakan, saat menerima kasus di pengajar di ponpes itu terkena Covid-19, Pemkot Tangerang langsung melakukan tracing atau pelacakan siapa saja yang tertular di lingkungan ponpes.

"Jadi ketika satu sudah ada yang kena, kami tracing, itu tracing ternyata di-rapid (hasilnya) reaktif, kemudian di PCR. Itu ada (5 ustaz) hasil PCR semua," ujar dia

Arief mempertanyakan soal sistem kesehatan yang digunakan pondok pesantren. Pasalnya, pengajar di ponpes bisa lolos dari protokol kesehatan setelah bepergian dan kemungkinan tidak ikut diperiksa seperti layaknya para santri.

"Sebagian sudah, yang saya tahu, muridnya harus rapid test. Nah, ini kok ustaznya enggak rapid test, jadi bawa virus," kata dia.

Terkait regulasi pembukaan ponpes, Arief mengatakan lembaga pendidikan di bawah Kementerian Agama sudah mendapat surat edaran terkait tata cara dan pembukaan kelas di masa pandemi Covid-19.

Hal tersebut senada dengan yang diucapkan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi.

"Khusus pesantren diputuskan akan diserahkan kepada kesiapan masing-masing pesantren. Dengan catatan, masih di bawah pengawasan Gugus Tugas dan Pemerintah Daerah meskipun otoritasnya dari pesantren,” kata Muhadjir dikutip dari laman Kemenko PMK pada 12 Juni lalu.


Menurut Muhadjir, jika proses pembukaan disiapkan dengan baik disertai protokol kesehatan yang ketat maka pesantren dapat dibuka lebih dulu dari sekolah.

Bahkan, lanjut dia, bukan tidak mungkin menjadi pusat karantina bagi santri yang sehat jika telah dipastikan pesantren maupun pemondokannya steril dari Covid-19 serta penyakit-penyakit lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com