Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Asing di Kalideres Sulit Terapkan Protokol Pencegahan Covid-19

Kompas.com - 24/07/2020, 21:13 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengungsi asing di Kalideres, Jakarta, mengeluhkan sulitnya menerapkan protokol kesehatan Covid-19 karena keterbatasan air bersih di lokasi pengungsian bekas gedung Kodim.

Salah satu pengungsi asing, Wahid Ali mengatakan, selama masa pandemi COVID-19, para pengungsi kekurangan air bersih untuk mencuci tangan dan mandi.

"Kami sulit untuk cuci tangan habis berkegiatan atau mandi dan mencuci baju dengan bersih. Karena kami kekurangan air bersih disini," ujar Ali di Jakarta, Jumat (24/7/2020), seperti dikutip Antara.

Baca juga: Update Jakarta 24 Juli: 1.300 Pasien Covid-19 Dirawat di RS, 4.610 Orang Isolasi Mandiri

Ali mengatakan, air bersih hanya mengalir selama sepuluh jam di lokasi pengungsian. Air bersih tersebut dibagikan untuk 210 pengungsi asing di dua kamar mandi.

Masalah lainnya, di dalam lokasi pengungsian mereka tidak dapat menjaga jarak satu sama lain.

"Air enggak ada, listrik enggak ada. Di dalam satu tenda tinggal dua sampai tiga orang. Kalau ini enggak bisa social distancing," kata Ali.

Baca juga: Ahli Epidemiologi Curiga Banyak Warga yang Isolasi Mandiri Tak Disiplin

Meski demikian, Ali mengatakan, pihak pemerintah Indonesia telah membagikan masker non-medis dan penyanitasi tangan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan tersebut sebanyak dua kali.

"Kalau harapan dari pengungsi di sini mendapat tempat yang layak, lebih diperhatikan," kata Ali.

Di lokasi pengungsian, para pengungsi asing tampak tidak mengenakan masker, maupun saat berkumpul tidak menerapkan jaga jarak fisik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com