Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olah Sampah Bantargebang Jadi Energi Terbarukan, DKI Gandeng Swasta

Kompas.com - 01/10/2020, 16:07 WIB
Egidius Patnistik

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menggandeng PT Unilever Indonesia dan produsen semen PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) untuk mengolah sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terbarukan (TPST) Bantargebang menjadi energi terbarukan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih di Jakarta, Kamis (1/10/2020), mengatakan bahwa penandatanganan perjanjian kerja sama itu memperlihatkan keseriusan pihak produsen yang telah mengambil langkah proaktif dan upaya konkret untuk mendukung pengelolaan sampah.

Dalam kolaborasi itu, pihak swasta mendukung kegiatan penambangan sampah (landfill mining) pada zona tidak aktif di TPST Bantargebang. Sampah plastik diproses menjadi material yang dapat digunakan kembali sebagai bahan bakar alternatif (Refuse Derived Fuel/RDF) pengganti batu bara di industri semen.

Baca juga: Bekasi Minta Rp 23 Miliar ke DKI untuk Lebarkan Jalan Pangkal 2, Bantar Gebang

Director of Supply Chain PT Unilever Indonesia Rizki Raksanugraha mengungkapkan permasalahan sampah terutama sampah plastik merupakan isu pelik yang membutuhkan perhatian dan kerja sama lintas sektor, termasuk pihak swasta.

Secara global, Unilever berkomitmen untuk paling lambat tahun 2025 mengurangi setengah dari penggunaan virgin plastic atau plastik baru dengan cara mengurangi penggunaan kemasan plastik secara absolut sebanyak 100 ribu ton dan mempercepat penggunaan plastik daur ulang.

Selain itu, Unilever juga terus membantu dalam mengumpulkan dan memproses lebih banyak kemasan plastik daripada yang dijualnya.

Untuk turut mewujudkan dunia yang bersih dari sampah plastik, Unilever Indonesia telah menerapkan berbagai strategi, mulai dari hulu ke hilir rantai bisnisnya. Dari hulu, perusahaan mengembangkan dan menerapkan desain produk dengan pendekatan mengurangi plastik, plastik yang lebih baik, dan tanpa plastik.

Direktur PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Lilik Unggul Raharjo mengatakan SBI sebagai produsen semen menyambut baik kerja sama dengan Unilever Indonesia, sebagai pihak produsen pertama yang terlibat dalam kolaborasi ini.

"Dengan misi sejalan untuk melestarikan lingkungan melalui pengelolaan sampah yang optimal dan terintegrasi, Unilever Indonesia akan terlibat dalam mendukung operasional proses crushing dan drying di fasilitas kami untuk turut memastikan bahwa kapasitas dan kualitasnya dapat terus ditingkatkan," kata dia.

Kepala Unit Pengelola Sampah Terpadu (UPST) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan proyek percontohan penambangan sampah untuk menjadi RDF di TPST Bantargebang dimulai sejak 2019.

"Sumber sampah yang digunakan berasal dari Zona IV yang berusia lebih dari 10 tahun," kata Asep.

Asep menjelaskan, proses untuk mengubah sampah ini menjadi bahan bakar meliputi penggalian dan pengayakan pada fasilitas TPST Bantargebang, lalu dikirim ke lokasi pabrik PT SBI untuk dicacah (crushing) dan dikeringkan (drying) guna menghasilkan RDF yang berkualitas.

"Project ini diperkirakan akan menghasilkan RDF sekitar 1.000 ton per bulan. 80-90 persennya terdiri dari sampah plastik," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com