Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdampak Pandemi, Seniman Pasar Seni Ancol Telah 8 Bulan Pulang Kampung

Kompas.com - 12/11/2020, 16:26 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian besar seniman di Pasar Seni, Ancol, Jakarta Utara pulang kampung selama pandemi Covid-19. Nasimin, salah satu pelukis di Pasar Seni mengatakan, dirinya baru kembali membuka kiosnya setelah tutup sejak Maret lalu.

"Banyak yang pulang kampung, saya saja baru datang dua hari di sini, tadinya tutup. Jadi sebelum lockdown, ini sudah lockdown duluan, kios saya kemarin pas 20 Maret dikosongkan," kata Nasimin, Kamis (12/11/2020).

"Saya 8 bulan di kampung. Sama sekali enggak beroperasi kiosnya, memang karena pandemi," sambungnya.

Baca juga: Penjelasan soal Sewa Gedung Acara Pasar Seni Lukis Indonesia yang Naik 100 Persen

Meski tak ada pemasukan, Nasimin mengaku tetap melahirkan karya-karya selama di kampung.

"Saya ya namanya seniman, hari-hari di kampung ya melukis aja, mau ke mana? Namanya pandemi enggak bisa ke mana-mana. Semua sama ya kena imbasnya kita orang kecil," ujar Nasimin.

Senada dengan Nasimin, seniman pahat Amirudin juga mengalami hal yang sama. Ia mengaku baru dua minggu membuka kios karena harus mengerjakan ukiran kayu yang dipesan salah satu langganannya.

"Delapan bulan ke kampung dari Maret, saya baru buka lagi dua mingguan di sini. Ah ini aja mau pulang lagi ke kampung. Makannya gimana?" ucap Amirudin.

"Aku ke sini juga karena kerjaan ada yang pesan, kalau enggak ada yang pesan mau makan dari mana," tambahnya.

Selama kiosnya tutup, Nasimin memilih pulang kampung untuk mengurangi biaya hidup untuk makan dan tempat tinggal.

"Sekarang sepi, enggak ada orangnya, enggak ada pemasukan paling langganan-langganan saja. Kalau di kampung bikin karya enak, minimal makan gratis, enggak bayar kontrakan," ujar Amirudin.

Kawasan Wisata Ancol telah dibuka sejak 12 Oktober 2020. Namun, Pasar Seni masih terlihat sepi pengunjung.

Tak hanya pengunjung, seniman yang sudah membuka kiosnya pun jumlahnya bisa dihitung dengan jari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com