Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balap Liar di Senayan, Polda: Mereka Menunggu Tak Ada Polisi

Kompas.com - 13/11/2020, 16:39 WIB
Ihsanuddin,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya mengeklaim sudah melakukan patroli setiap malam untuk mencegah aksi balap liar yang meresahkan warga. Namun, pelaku balap liar kerap kucing-kucingan dengan polisi.

Hal itu disampaikan Kepala Sub Direktorat Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Fahri Siregar menanggapi aksi balap liar di Jalan Gerbang Pemuda, Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Jumat (13/11/2020) dini hari tadi.

Fahri mengatakan, saat kejadian polisi juga sudah melakukan patroli di sejumlah titik yang kerap dijadikan lokasi balap liar. Termasuk di Jalan Gerbang Pemuda.

Baca juga: Balap Liar Mobil di Senayan, Lurah: Sering Terjadi, tapi Biasanya Dibubarkan

"Tapi patroli itu kan muter ke mana-mana, pas ada polisi (di sana) mereka enggak aksi, tapi saat enggak ada polisi mereka aksi," kata Fahri saat dihubungi, Jumat siang.

Fahri pun mengakui di hari biasa, petugas yang dikerahkan untuk patroli tidak terlalu banyak. Sebab, biasanya aksi balap liar kerap terjadi di akhir pekan, yakni malam Sabtu atau Minggu.

"Tapi saat ini permasalahannya bukan hanya Sabtu Minggu saja. Karena Sabtu Minggu sudah banyak polisi patroli ternyata hari biasa juga mereka jalan," katanya.

Fahri memastikan pelaku balap liar tersebut akan ditindak. Polisi akan mengecek rekaman CCTV di lokasi untuk mengidentifikasi pelaku.

Menurut Fahri, para pelaku sudah menganggu ketertiban umum dan melanggar Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

"Ancaman pidananya satu bulan penjara," katanya.

Baca juga: Balap Liar Mobil di Senayan, Pengendara Lain Dipaksa Berhenti

Fahri juga menambahkan, mulai saat ini polisi akan meningkatkan patroli setiap malam sebagai upaya preventif.

Aksi balap liar itu viral di media sosial.

Dalam video berdurasi 11 detik yang diterima Kompas.com terlihat sejumlah mobil berjejer menutup Jalan Gerbang Pemuda, tepatnya di depan Gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Mobil tersebut kemudian dipacu kencang mengarah ke Jalan Gatot Subroto dan berputar balik di bawah fly over Gerbang Pemuda di samping Jakarta Convention Center (JCC).

Pengendara lain yang hendak melintasi jalan tersebut diminta untuk berhenti ketika hendak start.

Video balapan liar mobil di jalan depan Gedung Kemenpora itu juga beredar di media sosial Twitter.

Muhammad (23), seorang karyawan swasta yang hendak melintas di Jalan Gerbang Pemuda mengatakan, dia dan pengendara lain tidak perkenankan lewat sampai mobil menyelesaikan balapannya.

"Mobil motor dari arah belakang DPR itu enggak bisa lewat pas start (balapan). Baru boleh lewat kalau udah pada tancap gas," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat dini hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com