Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Warga Kolong Fly Over Tolak Tawaran Risma hingga Berujung Pembongkaran

Kompas.com - 01/01/2021, 10:37 WIB
Tria Sutrisna,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga yang tinggal dibangunan liar yang berada di kolong fly over kawasan Pegangsaan menolak tawaran Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini untuk direlokasi.

Rencana pemindahan itu ditawarkan Risma setelah blusukan ke kolong fly over yang lokasinya tak jauh dari kantor kementerian sosial (Kemensos) pada Rabu (30/12/2020).

Lurah Pegangsaan Parsiyo menjelaskan, Risma telah mengumpulkan sejumlah warga yang tinggal di bangunan liar itu dan menawari mereka untuk dipindahkan ke balai milik Kemensos.

Bahkan, Warga tersebut diajak untuk mengecek atau melihat terlebih dahulu lokasi yang nantinya akan menjadi tempat tinggal sementara mereka.

Baca juga: Usai Ditinjau Risma, Kolong Fly Over Belakang Kemensos Akan Dijadikan Taman

"Program Bu Risma itu rencananya, katanya Kemensos itu punya balai atau apa gitu, warga yang kemarin diundang itu akan diajak ke sana untuk melihat," kata Lurah Pegangsaan Parsiyo kepada Kompas.com, Kamis (31/12/2020).

Risma juga menjanjikan warga bisa mengikuti pelatihan usaha agar perlahan bisa meningkatkan status sosialnya.

Namun, upaya tersebut tampaknya gagal karena warga tetap menolak tawaran relokasi itu dan memilih tinggal di kolong fly over dengan sejumlah.

Lokasi terlalu jauh

Menurut Parsiyo, warga tidak langsung menerima tawaran Risma karena lokasi balai kemensos yang dianggap terlalu jauh dari tempat kerja mereka.

"Warga ditawarkan belum ada jawaban mau. Intinya mereka menolak," ucap dia.

Jauh sebelum Risma, kata Prasiyo, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah lebih dulu menawarkan warga untuk dipindahkan dari kolong fly over.

Baca juga: Blusukan Risma yang Berujung Pembongkaran Bedeng di Kolong Fly Over

Sudah ada rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur yang sjal menampung warga tersebut.

Hanya saja, warga tersebut kerap menolak dan memilih bertahan di fly over dengan alasannya yang sama, yakni lokasi pemindahan terlalu jauh dari tempat kerja mereka.

"Kami sampaikan, kami pemprov DKI Jakarta bukan diam. Sudah kami tawarkan dari awal. Rusunawa kita banyak. Cuma itu tadi kendalanya, mereka tak pernah mau," kata Parsiyo

Tak seluruhnya tunawisma

Kepada Risma, Parsiyo menjelaskan bahwa warga yang tinggal di bawah kolong fly over itu tidak seluruhnya tunawisma.

Sebab, sejumlah warga sebetulnya memiliki rumah di lingkungan RW 03, Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com