Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Klaster Keluarga, Pemprov DKI Diminta Perketat Pengawasan Prokes di Permukiman

Kompas.com - 28/01/2021, 23:18 WIB
Singgih Wiryono,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra meminta Pemprov DKI Jakarta memperketat pengawasan protokol kesehatan (prokes) di tingkat permukiman warga.

Pasalnya, lanjut Anggara, saat ini terdapat banyak penularan Covid-19 dari klaster keluarga.

Sehingga, pengawasan dengan menambah petugas Satpol PP patroli di permukiman bisa mengurangi penularan Covid-19.

"Memperkuat penegakan protokol 3M di tingkat RT/RW dengan memperkuat aset Pemprov DKI Jakarta di level RT/RW, seperti penambahan petugas Satpol PP untuk patroli di permukiman," ujar Anggara melalui pesan teks kepada Kompas.com, Kamis (28/1/2021).

Baca juga: Dinkes DKI Temukan 592 Klaster Keluarga Pascalibur Natal-Tahun Baru, 1.265 Orang Positif Covid-19

Anggara menjelaskan, dari data Dinas Kesehatan DKI Jakarta per 20 Januari 2021, terdapat 566 klaster keluarga dan menyumbang 44 persen kasus Covid-19 di Jakarta.

"Dan berdasarkan tren kenaikan kasus yang terjadi selama sepekan terakhir, jumlah ini diperkirakan akan terus naik," tutur dia.

Itulah sebabnya, kata politikus PSI ini, Pemprov DKI perlu memberikan perhatian khusus terhadap pengawasan prokes di wilayah permukiman.

Salah satunya dengan cara memberikan skema bantuan operasional dan insentif yang dapat digunakan oleh Satgas Covid-19 tingkat RT/RW untuk melibatkan tokoh dalam pencegahan penyebaran Covid-19.

Bantuan operasional tersebut juga bisa digunakan untuk membeli peralatan penanganan Covid-19 seperti APD dan disinfektan di tingkat RT/RW.

Baca juga: UPDATE 28 Januari: 51 Pasien Covid-19 di Jakarta Meninggal, Tertinggi Sejak Pandemi

"Tentu penggunaan bantuan operasional dan insentif tersebut harus dimonitor secara ketat sehingga tidak disalahgunakan," tutur Anggara.

Terakhir, yang jauh lebih penting, lanjut Anggara, Pemprov jangan sampai lalai dan mengabaikan fakta klaster keluarga saat ini yang semakin mengkhawatirkan.

Dia mengatakan, Pemprov DKI harus bekerja cepat untuk mencegah penyebaran Covid-19 di klaster keluarga, karena memang sangat penting untuk dihentikan penyebarannya.

"Penekanan penyebaran Covid-19 pada klaster keluarga di DKI Jakarta sangat tergantung oleh langkah Pemprov DKI Jakarta dalam 1-2 bulan ini," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com