JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali mengumumkan penambahan 3.614 kasus baru Covid-19 di Ibu Kota pada Senin (1/2/2021).
Angka tersebut bukan dari hasil pengetesan selama hari ini saja.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakata Dwi Oktavia, jumlah tersebut merupakan akumulasi identifikasi kasus harian pada Senin, dengan hasil 3.093 kasus.
Kemudian, ada penambahan 521 kasus lain dari 1 Rumah Sakit (RS) BUMN dan 1 RS TNI selama tujuh hari terakhir yang baru saja dilaporkan.
"Namun, total penambahan kasus positif sebanyak 3.614 kasus, lantaran terdapat akumulasi data sebanyak 521 kasus dari 1 RS BUMN dan 1 RS TNI 7 hari terakhir yang baru dilaporkan," kata Dwi melalui keterangan tertulis, Senin.
Baca juga: Kematian Dokter akibat Covid-19 di Jakarta Tertinggi Kedua Se-Indonesia
Dengan penambahan tersebut, maka total kasus di Jakarta hingga hari ini mencapai 273.332 kasus.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 244.202 orang telah dinyatakan sembuh dengan tingkat kesembuhan mencapai 89,3 persen.
Sementara 4.337 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian sebesar 1,6 persen.
Dwi mengatakan, jumlah kasus aktif di Ibu Kota bertambah sebanyak 1.411 kasus. Sehingga saat ini ada 24.793 pasien yang masih menjalani perawatan atau isolasi.
Adapun persentase kasus positif atau positivity rate selama sepekan terakhir di Jakarta sebesar 17,4 persen. Sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 10,2 persen.
Padahal Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan standar persentase kasus positif yakni tidak lebih dari 5 persen.
"Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 251.351. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 115.224," kata Dwi.
Baca juga: Pimpinan DPRD Dukung Rencana Pemprov DKI Pakai Gedung Disdik Jadi Tempat Isolasi
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria sebelumnya mengatakan penambahan kasus harian Covid-19 masih tinggi salah satunya karena masyarakat yang sudah jenuh terhadap pandemi Covid-19.
Kepatuhan warga terhadap protokol kesehatan berkurang.
"Memang disebabkan oleh masyarakat yang mulai jenuh letih hampir setahun mengalami pandemi," kata Ariza dalam keterangan suara, Rabu (27/1/2021).