Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Pelaku Usaha Keberatan jika Lockdown Akhir Pekan Diterapkan . . .

Kompas.com - 04/02/2021, 16:33 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pelaku usaha mengaku keberatan jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan lockdown atau karantina wilayah pada akhir pekan.

Apalagi, sejumlah sektor usaha justru mengandalkan momen akhir pekan untuk meningkatkan omzet penjualannya.

Keberatan ini disampaikan oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) DKI Jakarta, Diana Dewi.

"Apabila akhir pekan akan dilakukan pembatasan total, maka kami dari dunia usaha merasa keberatan," kata Diana, Kamis (4/2/2021).

Baca juga: Kadin DKI Keberatan dengan Opsi Lockdown di Akhir Pekan

Ia mengklaim bahwa dunia usaha selama ini sudah menjaga pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara ketat demi mencegah penularan Covid-19.

"Terbukti untuk saat ini klaster penyebaran (Covid-19) dari perkantoran sangat kecil," ujar Diana, sembari berharap pemerintah dapat lebih selektif dalam membuat kebijakan.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta, Sutrisno, mengatakan, industri perhotelan ada dalam kondisi sulit jika PSBB terus menerus diberlakukan.

"Kalau PSBB diperpanjang terus industri perhotelan bisa mati," pungkasnya.

Baca juga: Opsi Lockdown Jakarta di Akhir Pekan Saat Covid-19 Tembus 280.261 Kasus

Pemprov DKI Jakarta kaji opsi lockdown akhir pekan

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, atau yang akrab disapa Ariza, mengatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta akan mengkaji opsi karantina wilayah pada akhir pekan.

Ini menyusul pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa pembatasan sosial yang diterapkan saat ini di pulau Jawa dan Bali tidak efektif menekan kasus Covid-19.

Ariza meyakini, opsi lockdown di akhir pekan dapat secara signifikan menekan Covid-19 menyusul fakta bahwa banyak warga DKI Jakarta justru beraktivitas keluar rumah pada akhir pekan.

Baca juga: Jakarta Diminta Sosialisasikan Hasil Kajian Lockdown Akhir Pekan ke Bodetabek

Jika opsi ini jadi diterapkan, maka aktivitas di pasar, mal, tempat rekreasi dan lainnya akan dibatasi.

"Memang faktanya di Sabtu-Minggu karena perkantoran tutup, banyak warga Jakarta yang melakukan aktivitas di luar rumah," kata Ariza.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa ide lockdown di akhir pekan itu berasal dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang berkaca pada kebijakan yang diterapkan di Turki.

Baca juga: Lockdown Akhir Pekan di Jakarta, Mungkinkah Dilakukan?

Kondisi Covid-19 terkini di Jakarta

Menurut data di laman corona.jakarta.go.id, penambahan kasus harian Covid-19 di DKI Jakarta menunjukkan angka yang fluktuatif, yakni berkisar antara 2.800 hingga 3.600 kasus dalam seminggu terakhir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com