Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Sebut Tangkapan Air Buatan Satu-satunya Cara Atasi Banjir Bekasi

Kompas.com - 22/02/2021, 18:57 WIB
Vitorio Mantalean,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi beranggapan bahwa satu-satunya jalan keluar agar wilayahnya secara jangka panjang dapat terhindar dari banjir di musim hujan, yakni dengan membangun tangkapan air buatan di sekitar aliran sungai.

Secara topografi, Kota Bekasi yang hanya berketinggian 15-29 meter di atas permukaan laut memang "dirancang" sebagai habitat air secara alami.

Hal itu terbukti dari sejarah lanskap wilayah ini yang dulunya didominasi rawa-rawa, tetapi kini sudah disulap jadi lahan terbangun dan mayoritas perumahan.

"Memang dibutuhkan dana yang besar, dibutuhkan waktu yang bertahap. Makanya hanya itu (tangkapan air buatan) jalan satu-satunya," kata pria yang akrab disapa Pepen ketika ditemui wartawan usai mengecek kondisi tanggul Kali Cakung di Perumahan Bumi Nasio Indah, Jatiasih, Senin (22/2/2021).

Baca juga: Bekasi Kerap Banjir, Wali Kota Singgung Alih Fungsi Rawa Jadi Bangunan

"Beda dengan Depok yang tinggi, nah kami elevasinya hanya 29 meter di atas permukaan laut, rata-rata sama karena bekas sawah dan rawa," ujarnya.

Tangkapan air yang dimaksud Pepen dapat berupa tandon maupun polder, bisa pula menggunakan sistem embung dan pompa.

Ia berjanji akan memulai pembangunan tangkapan air buatan itu secara bertahap, kendati biaya pembebasan lahan untuk itu menjadi masalah utama yang akan dihadapi.

"Jadi kalau di sini sudah tertampung polder, di depan ada polder lagi, lalu di Graha Indah ada polder satu, di Jatikramat ada, Kota Bintang satu, terus di Duta Indah, di Ngurah Rai satu, ke bawahnya sudah (berkurang debit banjirnya). Jadi sistem tangkap-buang," ujar Pepen.

Baca juga: Banjir di Bumi Nasio Indah Bekasi: 100 KK Bertahan di Rumah, Pasien Covid-19 Dijemput Petugas

"Kami berusaha saja. Pasti kami selesaikan bertahap," imbuhnya.

Sebagai informasi, hingga kini ada 37 polder air yang tersebar di Kota Bekasi dengan daya tampung bervariasi.

Namun, pada awal 2020 dan 2021, banjir tetap menerjang banyak perumahan di Kota Bekasi dengan ketinggian maksimum 2-2,5 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com