Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grafolog: Surat Wasiat Zakiah Aini Perlihatkan Rasa Cemas dan 'Insecure' yang Sangat Besar

Kompas.com - 02/04/2021, 09:42 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

Sumber Kompas TV

JAKARTA, KOMPAS.com - Grafolog Indonesian School of Graphologi (ISOG) Deborah Dewi menyimpulkan bahwa Zakiah Aini (25) melakukan aksi teror di Mabes Polri karena didorong rasa cemas, tidak aman, dan amarah.

Hal ini disampaikan oleh analis pola tulisan tangan tersebut di tayangan Sapa Indonesia Malam Kompas TV yang dibawakan oleh Aiman Witjaksono, Kamis (1/4/2021) malam.

Deborah menganalisis pola tulisan tangan Zakiah dari surat wasiat yang ia tinggalkan sebelum melancarkan serangan di kompleks Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021) sore.

Menurut Deborah, alasan spiritual, yakni jihad atas nama agama, bukan menjadi faktor utama di balik aksi teror tersebut.

"Aksi itu justru didorong oleh rasa kecemasan dan perasaan insecurity (tidak aman) yang sangat besar," ujar Deborah.

Baca juga: Fakta Zakiah Aini, Pernah Kuliah di Gunadarma dan Raih IPK Bagus hingga Sering Ganti Nomor Ponsel


Selain itu, ada juga rasa marah atas status sosialnya.

Zakiah, lanjut Deborah, ingin mendapat penghargaan lebih, tetapi itu tidak ia dapat di masyarakat sehingga memperkuat rasa ketidakamanan dirinya dalam hidup bermasyarakat.

Bersamaan dengan timbulnya rasa tidak aman tersebut, ada perekrut teroris yang masuk dan mengisi rasa aman itu dengan "solusi palsu yang mengatas namakan agama".

Dalam melakukan analisanya, Deborah membedah pola yang menonjol dan ditulis berulang-ulang dalam sampel tulisan pelaku.

Pola tersebut kemudian disusun menjadi satu untuk melahirkan sebuah interpretasi analisa pelaku.

Baca juga: Surat Wasiat Teroris di Mabes Polri dan Makassar Mirip, Pengamat: Grand Design Jaringan Teror


Serangan di Mabes Polri

Zakiah belakangan menjadi sorotan pasca penyerangan yang ia lakukan di kompleks Mabes Polri.

Rekaman CCTV yang disiarkan Kompas TV memperlihatkan, Zakiah yang menggunakan kerudung biru dan baju gamis hitam beraksi seorang diri dengan menodongkan pistol ke petugas kepolisian.

Setelah mengeluarkan beberapa tembakan, Zakiah akhirnya dilumpuhkan dengan timah panas polisi. Peluru yang menembus jantungnya membuat wanita muda ini tewas di tempat.

Pelaku teror yang tinggal di sebuah rumah di kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, ini dikenal penyendiri.

Menurut kesaksikan Ketua RT 003/010, Kasdi, Zakiah lebih senang berada di kamarnya ketimbang berbaur dengan keluarga ataupun warga sekitar.

Baca juga: Zakiah Aini dan Maraknya Teroris Wanita di Indonesia pasca ISIS

"Saya sendiri enggak pernah melihat. Kata kakaknya, pelaku keluar di teras itu paling beberapa menit saja. Setelah itu langsung balik tuh masuk ke dalam kamar," ujar Kasdi kepada Kompas.com, Kamis (1/4/2021) siang.

Kasdi mengatakan, anaknya sering main ke rumah Zakiah. Hanya saja, dia tidak berinteraksi dengan pelaku teror tersebut karena selalu mengurung diri di kamar.

"Dia betahnya di kamar. Anak saya sering main ke rumahnya, jarang ketemu. Anak saya mainnya sama keponakannya (Zakiah)," sambungnya.

Zakiah sempat menempuh pendidikan di Universitas Gunadarma, Depok, Jawa Barat, namun terhenti di semester lima. Tidak diketahui persis alasan mengapa Zakiah berhenti sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com