Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun Senen Dipadati Penumpang pada Akhir Pekan Terakhir Sebelum Larangan Mudik

Kompas.com - 03/05/2021, 08:14 WIB
Ihsanuddin,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Stasiun Pasar Senen dipadati penumpang pada Sabtu (1/5/2021) dan Minggu kemarin.

Masyarakat memanfaatkan waktu di akhir pekan kemarin untuk pulang ke kampung halamannya sebelum larangan mudik berlaku pada 6-17 Mei.

Seperti diberitakan Tribunnews.com, para pemudik itu memadati Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, dengan menenteng berbagai barang untuk dibawa kembali ke kampung halaman.

Ada yang membawa tas ransel, tas carrier ukuran 60 liter, kardus, koper dan sebagainya. Para calon penumpang yang baru datang langsung mencetak tiket kereta di loket-loket yang telah disediakan.

Baca juga: Ingat, Mulai Sore Ini KRL Tak Berhenti di Stasiun Tanah Abang

Namun, antrean panjang terjadi di lokasi tes Covid-19 yang berada di sebelah kanan pintu keberangkatan.

Hampir seluruh penumpang mengandalkan fasilitas tes Covid-19 berupa Genose Test atau Swab Antigen yang disediakan oleh stasiun.

Sebab, ada syarat pengetatan di mana hasil tes antigen hanya berlaku dalam 1x24 jam sebelum jadwal keberangkatan.

Akhirnya kepadatan pun tak terhindarkan dan protokol jaga jarak sulit diterapkan. Petugas kepolisian berulang kali mengingatkan calon penumpang untuk menjaga jarak.

"Tolong jaga jarak, tolong jaga jarak," imbau seorang polisi yang berjaga.

Baca juga: Prokes Covid-19 di Pasar Tanah Abang Diabaikan, Pedagang: Sudah Sering, Biasanya Pakai Masker Kalau Ada Petugas Aja

Seorang calon penumpang, Rina (30) mengatakan, ia sengaja memilih mudik pada akhir pekan terakhir sebelum larangan mudik berlaku. Ia khawatir jika terus menunda kepulangan, maka aturannya akan berubah lagi.

"Saya mudik sekarang karena takut peraturan pemerintah berubah lagi mengenai mudik," ucapnya.

Rina pun menilai pemberlakuan protokol kesehatan di Stasiun Senen ini sudah cukup ketat, di mana semua penumpang dan petugas wajib mengenakan masker. Hanya saja, ia maklum jika protokol untuk menjaga jarak sulit dilakukan karena padatnya penumpang.

"Mungkin karena ada lonjakan penumpang mengakibatkan penumpang susah untuk menjaga jarak," ujar Rina.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com