Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontroversi Pajak Judi Ali Sadikin dan Manfaatnya bagi Pembangunan Kota

Kompas.com - 22/06/2021, 10:36 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta periode 1966-1977, begitu lekat dengan kontroversi.

Pada era kepemimpinannya, industri seks dilokalisasi dan dibuat terpusat di wilayah Kramat Tunggak, Jakarta Utara.

Tak hanya itu, penerus Soemarno Sosroatmodjo ini juga memperbolehkan judi dan kemudian memungut pajak atasnya.

Ali Sadikin sadar, akibat manuver-manuver tak populer itu, dirinya dijuluki "Gubernur Judi" bahkan "Gubernur Maksiat".

Namun, ia tidak pernah gentar karena tahu bahwa semua itu dilakukan demi pembangunan Jakarta yang lebih baik.

Baca juga: Gubernur DKI Jakarta dan Kontroversinya: Riwayat Penggusuran pada Era Gubernur Wiyogo, Jokowi, dan Ahok

Latar belakang pajak judi

Di awal menjabat, Ali Sadikin terkejut ketika mengetahui APBD DKI Jakarta hanya berjumlah Rp 66 juta. Itu termasuk hasil pungutan pajak dan subsidi dari pemerintah pusat.

Dia pun mendatangi sejumlah pejabat senior untuk mencari jalan menambah anggaran pendapatan.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta saat itu, Djumadjitin, menunjukkan padanya Undang-Undang No. 11 Tahun 1957 yang memungkinkan Pemerintah Daerah memungut pajak atas izin perjudian.

Hanya saja, imbuh Djumadjitin, gubernur-gubernur lain tidak berani melakukannya.

"Saya berani. Untuk keperluan rakyat Jakarta, saya berani," jawab Ali Sadikin, seperti yang tertulis dalam buku Ali Sadikin: Membenahi Jakarta Menjadi Kota yang Manusiawi.

Baca juga: Ulang Tahun Ke-494 Jakarta dan Kontroversi Para Gubernurnya

Ali Sadikin tahu persis bahwa judi itu ada di Jakarta dan di belakangnya ada oknum-oknum tertentu yang melindunginya, yang hidup daripadanya.

"Lebih baik disahkan saja daripada dibiarkan liar dan tidak menghasilkan apa-apa untuk pemerintah, untuk rakyat," tegasnya.

Hanya untuk kalangan tertentu

Ali Sadikin sadar bahwa judi di agama manapun dilarang, dan keputusannya untuk melegalisasi judi akan banyak ditentang.

Tetapi, menurutnya, judi diatur hanya untuk kalangan tertentu saja, yakni orang-orang yang memang tidak bisa hidup tanpa judi.

Mereka bahkan sengaja pergi ke Makau dan menghambur-hamburkan uang di sana untuk berjudi.

Baca juga: Kado Ulang Tahun Ke-494 Jakarta, Lonjakan Covid-19 hingga RS Terancam Kolaps

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com