Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Kesulitan Cari Obat Covid-19, Bima Arya: Dinkes Mau Beli Barangnya Enggak Ada

Kompas.com - 24/07/2021, 10:59 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengungkapkan, saat ini persediaan obat antivirus untuk pasien Covid-19 sudah mulai menipis.

Ia telah meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk memeriksa stok obat-obatan tersebut ke beberapa apotek.

"Memang persediaan obatnya menipis. Dinkes mau beli juga barangnya enggak ada. Sekarang obat antivirus susah dicari, distributor kosong," kata Bima, saat dikonfirmasi, Sabtu (24/7/2021).

Baca juga: Ketika Presiden Jokowi Tahu Stok Obat untuk Pasien Covid-19 Kosong...

Bima mengatakan, pihaknya telah mengajukan pengiriman obat terapi Covid-19 itu ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Setelah pemerintah mengirimkan obat, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan segera menyalurkan ke semua fasilitas kesehatan agar masyarakat tidak kesulitan dalam mendapatkannya.

"Kalau dari kita (Pemkot Bogor) akan dikirim ke tiap-tiap puskesmas dan rumah sakit," imbuhnya.

Baca juga: Saat Jokowi Kesulitan Cari Obat Covid-19 di Kota Bogor...


Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) blusukan ke salah satu apotek di wilayah Vila Duta, Kecamatan Bogor Timur, pada Jumat (23/7/2021) sore.

Saat itu, Jokowi menunjukkan secarik kertas yang telah ditulis beberapa obat terapi Covid-19, seperti oseltamivir, gentromicyn, favipiravir, dan multivitamin kepada salah satu apoteker di sana.

Namun, obat yang dicari orang nomor satu di Indonesia itu rupanya tidak ada. Dari informasi yang disampaikan apoteker, obat tersebut sudah hampir satu bulan tidak tersedia.

"Beliau mencari oseltamivir, gentromicyn, favipiravir, dan multivitamin yang sekarang banyak dipakai orang terpapar Covid," kata Herli, seorang apoteker di tempat itu.

"Kebetulan sekarang semuanya tidak ada, Beliau hanya tanya itu saja," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com