Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pemilik Kedai Kopi yang Turun Pendapatan hingga 90 Persen Saat PPKM

Kompas.com - 27/07/2021, 08:14 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

Sumber

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Suasana di kedai kopi milik Ahmad Hilmy Almusawa di kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Senin (26/7/2021), tampak lengang.

Sudah sejak lama, kedai kopi milik penyandang disabilitas netra ini tidak melayani pelanggan makan dan minum di tempat karena aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diterapkan demi menekan penularan Covid-19.

Selama masa pembatasan itu, pendapatan kedai kopi tersebut turun drastis hingga 90 persen.

Hilmy mengisahkan, kadang dalam sehari, tak secangkir kopi pun terjual selama masa PPKM.

Keadaan memaksanya untuk memangkas gaji karyawan karena pendapatan yang seret.

Baca juga: Jakarta Setelah 3 Minggu PPKM: IGD Mulai Lengang, Angka Kematian Covid-19 Masih Tinggi

Sang karyawan kini diminta bekerja tiap akhir pekan saja. Ia kemudian digaji 30 persen dari besaran yang biasa diterima.

Karyawan Hilmy juga penyandang disabilitas netra, Kompas.id mengisahkan dalam sebuah berita foto.

Suasana di kedai kopi milik Ahmad Hilmy Almusawa di kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Senin (26/7/2021). Kedai kopinya tidak melayani makan di tempat dan hanya dibungkus karena aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.Hendra A Setyawan Suasana di kedai kopi milik Ahmad Hilmy Almusawa di kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Senin (26/7/2021). Kedai kopinya tidak melayani makan di tempat dan hanya dibungkus karena aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.

Selain mengalami penurunan pendapatan, Hilmy juga kesulitan untuk memberi pelatihan barista kepada para penyandang disabilitas netra.

Untuk itu, selama satu tahun terakhir, pria yang bertekad membantu penyandang disabilitas netra agar mampu berdikari secara ekonomi tak lagi mengadakan pelatihan karena aturan larangan berkumpul.

Baca juga: Penumpang dari Bandara Soekarno-Hatta Tak Lagi Wajib Bawa STRP, Ini Aturan Terbarunya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com