Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelidikan Pungli Bansos di Kota Tangerang Mandek, Ombudsman Minta Aparat Profesional

Kompas.com - 15/08/2021, 11:16 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Ombudsman Perwakilan Banten meminta aparat penegak hukum di Kota Tangerang segera menangani kasus praktik pungutan liar (pungli) bantuan sosial (bansos) yang mencuat di sana.

Paktik pungli di Kota Tangerang mencuat saat Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini melakukan inspeksi mendadak (sidak) berkait penyaluran bansos program keluarga harapan (PKH) pada 28 Juli 2021 di Karang Tengah, Kota Tangerang.

Sejak 29 Juli 2021 hingga saat ini, kepolisian dan Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Tangerang masih melakukan penyelidikan dan belum menemukan tersangka.

Baca juga: Temukan Indikasi Pungli Bansos di Kota Tangerang, Kejari Belum Tentukan Tersangka

Kepala Ombudsman Perwakilan Banten Dedy Irsan meminta polisi dan kejaksaan menangani kasus itu secara profesional.

"Kita berharap aparat penegak hukum, khususnya di Kota Tangerang, dapat menanganinya (kasus pungli bansos) secara profesional sesuai hukum yang berlaku," papar dia dalam keterangannya, Minggu (15/8/2021).

Ombudsman hingga saat ini tengah menunggu perkembangan lebih lanjut soal penyelidikan kasus pungli bansos itu.

Baca juga: Saat Adam Deni Maafkan Jerinx tapi Ogah Damai...

Dia menegaskan, jika penanganan kasus pungli bansos itu tak kunjung memiliki perkembangan, pihaknya bakal meminta penjelasan kepada kepolisian dan kejari.

"Kita tunggu perkembangannya. Kalau molor berlarut-larut, kita akan surati aparat penegak hukum yang menangani kasus tersebut untuk meminta penjelasannya," katanya.

Berdasarkan catatan Kompas.com, perkembangan terakhir dari penyelidikan kasus yang dilakukan Kejari Kota Tangerang, mereka telah menemukan adanya indikasi pungli bansos di wilayah hukumnya.

Kasi Intelijen Kejari Kota Tangerang Bayu Probo Sutopo menyatakan, indikasi pungli itu ditemukan setelah pihaknya memeriksa sekitar 10 saksi.

Baca juga: Kasus Virnie Ismail Tabrak Galon Jatuh dari Truk, Sopir Dibebaskan tapi Harus Tanggung Biaya Berobat

Namun, penyelidikan yang dilakukan kejari tidak terfokus kepada pungli bansos PKH di Karang Tengah saja, melainkan pungli bansos jenis lainnya di Kota Tangerang.

Pihaknya juga sudah memiliki gambaran soal besaran kerugian negara atas pungli bansos di Kota Tangerang.

"Gambaran (kerugian) sudah ada, tapi belum bisa kami sampaikan, nanti akan mempersulit penyidikan," ujar Bayu.

Selain kejari, kepolisian juga tengah melakukan penyelidikan atas kasus serupa.

Per 3 Agustus 2021, kepolisian setidaknya telah memeriksa 12 saksi berkait praktik pungli PKH di Karang Tengah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com