Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komplotan Maling Beraksi di Cilandak, Perhiasan Sekitar Rp 300 Juta dan Sertifikat Tanah Raib

Kompas.com - 30/09/2021, 06:04 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komplotan maling menggasak brankas berisi barang berharga milik seorang penghuni rumah di Jalan Kramat Batu Dalam, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan pada Rabu (29/9/2021) pagi.

Perhiasan yang ditaksir bernilai hingga Rp 300 juta dan empat sertifikat tanah di dalam brankas raib digondol maling.

Perwakilan pemilik rumah, Prishilla Afita (27), mengatakan, rumahnya disatroni komplotan maling sekitar pukul 10.15 WIB.

Komplotan maling diduga berpura-pura sebagai petugas dari perusahaan listrik negara (PLN).

"Jadi kronologinya itu ada orang ngetok pagar kencang banget. Teriak, 'Bu permisi, Bu permisi bu. Terus saya ngintip kan dari jendela kamar namun ternyata orangnya itu sudah masuk ke dalam pagar," ujar Prishilla seusai membuat laporan di Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu sore.

Baca juga: Tak Ditilang, Perempuan di Tangerang Diminta Nomor Telepon Lalu Terus Dihubungi Polisi

Prishilla menduga komplotan maling berjumlah empat orang. Melihat ada orang masuk, Prishilla kemudian meminta pembantu rumah tangganya untuk menemui orang yang berada di pekarangan rumahnya.

"Terus akhirnya saya panggil Mbak saya (asisten rumah tangga). Saya lihat Mbak saya lagi nyuci, langsung lari ke depan temui orang di depan," kata Prishilla.

Asisten rumah tangga di rumah Prishilla mengaku ditemui orang yang mengaku sebagai petugas PLN.

Dua orang dari komplotan maling kemudian disebut mengalihkan perhatian asisten rumah tangga Prishilla.

Rumah yang disasar komplotan maling berukuran cukup besar. Dari pintu depan ke bagian kamar lokasi brankas berjarak sekitar 15 meter.

"Terus habis itu dia (pelaku) ngajak ngecek kabel gitu. Nah ngajaknya itu jauh dari pintu masuk ke rumah gitu kan. Jadi yang dua ngalihin Mbak saya yang kaya alibinya sebagai PLN. Yang satu atau dua masuk ke dalam rumah," tambahnya.

Baca juga: Fakta Pembunuhan Paranormal di Tangerang: Berawal Selingkuh hingga Sewa Pembunuh Bayaran

Posisi asisten rumah tangga Prishilla kemudian menjauh dari pintu utama rumah. Komplotan maling pun menuju kamar nenek Prishilla.

Pelaku kemudian masuk ke kamar nenek Prishilla dan menuju lemari baju. Di dalam lemari tersimpan brankas berisi perhiasan dan sertifikat tanah.

"SHM ada empat sertifikat hak milik ya, terus kemudian ada berlian, kalung, cincin, anting berlian dan emas kira-kira berapa gram gitu. Iya totalnya ratusan juta lho Mas. Iya hampir 300 jutaan lah totalnya sekitar segitu untuk perhiasannya," tambah Prishilla.

Pelaku yang membawa brankas sempat dilihat oleh asisten rumah tangga saat keluar dari rumah.

Asisten rumah tangganya kemudian kembali ke dalam rumah dan menemukan pintu kamar nenek Prishilla terbuka dan posisi lemari sudah terbuka.

Saat itu, di rumahnya hanya ada asisten rumah tangga dan Prishilla di dalam rumah. Nenek Prishilla bersama sopirnya pergi sebelum pukul 10.00 WIB.

Sementara itu, asisten rumah tangga lainnya sedang belanja ke luar rumah. Atas kehilangan ini, Prishilla sudah membuat laporan kepolisian di Polres Metro Jakarta Selatan.

Polisi pun sudah mendatangi lokasi untuk memeriksa sejumlah saksi dan mengambil rekaman kamera CCTV di sekitar lokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com