Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Uji Lab Keluar, Cairan Merah di Sungai Cisadane Disebut Tak Berbahaya

Kompas.com - 14/10/2021, 13:48 WIB
Tria Sutrisna,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangerang Selatan menyebut bahwa cairan berwarna merah yang dibuang pabrik pengolahan sampah plastik ke Sungai Cisadane tak berbahaya.

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Tangerang Selatan Budi mengatakan, pihaknya sudah mengambil sampel air dan cairan limbah di Sungai Cisadane

Sampel tersebut kemudian dibawa ke laboratorium untuk memastikan apakah cairan tersebut mengandung zat yang dapat mencemari air di sungai tersebut.

"Pengambilan sampel dilakukan oleh UPTD Laboratorium DLH Kota Tangerang Selatan pada tanggal 3 Oktober 2021, dan Laboratorium Lingkungan Independen PT. Kehatilab Indonesia pada tanggal 4 Oktober 2021," ungkap Budi kepada Kompas.com, Kamis (14/10/2021).

Baca juga: Banyak Ikan Mabuk Diduga Kena Limbah di Sungai Cisadane, Warga Ramai-ramai Bawa Jaring hingga Jala

Dari situ, kata Budi, diketahui bahwa cairan berwarna merah yang dibuang oleh pabrik pengolahan sampah plastik beberapa waktu lalu, tak berdampak signifikan terhadap air di Sungai Cisadane.

Sebab, pembuangan cairan limbah berwarna itu hanya dilakukan sesaat oleh pabrik pengolahan sampah plastik yang berada di sempadan sungai tersebut.

"Dapat disimpulkan bahwa pembuangan pewarna sesaat, tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap air Sungai Cisadane di lokasi kegiatan," pungkasnya.

Diketahui, cairan berwarna merah diduga limbah yang mencemari Sungai Cisadane itu disebut berasal dari pabrik pengolahan sampah plastik.

"Di sini pabrik tahu sama ini aja, pabrik plastik daur ulang. Mungkin dari situ. Ikan juga pada jauh, enggak mabuk sih, cuma menjauh. Biasanya pada ngumpul di situ," ujar seorang warga setempat berinisial G saat ditemui di lokasi, Senin (4/10/2021).

Baca juga: Hasil Uji Lab Sampel Air dan Cairan Limbah di Sungai Cisadane Tangsel Keluar Pekan Ini

Pabrik daur ulang sampah plastik itu disebut rutin membuang cairan diduga limbah berbau tidak sedap ke Sungai Cisadane.

Cairan limbah tersebut dialirkan dari lokasi pabrik lewat pipa paralon yang bermuara ke bantaran sungai.

"Anak-anak sebenarnya sudah biasa (lihat). Rutin dia buang, beda-beda buangnya. Kadang warna coklat, warna-warni. Kadang berbusa," kata G.

"Sebenarnya biasa, cuma kemarin parah banget. Sampai bau. Bau obat kan, dia juga mungkin pakai kimia. Namanya juga daur ulang plastik," sambungnya.

Pantauan Kompas.com di lokasi, Senin, tempat pengolahan sampah plastik yang disebut G sebagai pabrik daur ulang itu berdiri di tepi Sungai Cisadane.

Lokasinya berada di kolong lintas kereta api Serpong-Rangkas Bitung, tak jauh dari rumah pompa air bersih perusahaan daerah air minum (PDAM) Tangerang Selatan.

Dari tempat pengolahan sampah plastik tersebut, terpasang pipa paralon membentang yang berujung ke sisi aliran Sungai Cisadane.

Pipa itu diduga merupakan saluran pembuangan limbah hasil aktivitas di tempat pengolahan.

Namun, tak terlihat ada aktivitas pengolahan sampah di lokasi pabrik maupun limbah yang dialirkan ke Sungai Cisadane melalui pipa tersebut.

Air Sungai Cisadane yang sebelumnya bercampur cairan berwarna merah, pada Senin sudah kembali berwarna cokelat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com