Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Marah Merasa Dipermainkan soal Harga Tes PCR, Ini Jawaban Rumah Sakit

Kompas.com - 28/10/2021, 13:43 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah kembali menurunkan tarif batas tertinggi tes polymerase chain reaction (PCR) bagi pemeriksaan Covid-19.

Batas biaya tertinggi tes PCR di Jawa-Bali Rp 275.000 dan Rp 300.000 untuk daerah di luar dua pulau itu. Ketentuan ini berlaku mulai Rabu (27/10/2021).

Sebelumnya, harga tes PCR yang kerap menjadi syarat perjalanan antar daerah ini bisa mencapai jutaan rupiah.

Kenyataan bahwa harga tes PCR bisa menjadi serendah Rp 275.000 membuat sebagian warga marah.

Ice Dessy (31), karyawan swasta di Jakarta, mengaku telah menghabiskan jutaan rupiah untuk menjalani tes PCR demi mengunjungi orangtuanya yang sakit di Medan, Sumatera Utara.

Baca juga: Tarif Tes PCR Kini Rp 275.000, Warga: Kalau Bisa Murah, Kenapa Dulu Harganya Mahal Banget?

Meski senang dengan penurunan harga tes yang signifikan, Ice juga merasa dipermainkan.

“Kalau bisa murah, kenapa dulu-dulu harganya mahal banget?,” ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (28/10/2021).

Sementara itu, Rini (27), warga Bintaro di Tangerang Selatan merasa kebijakan ini terlambat diambil.

Pada Juni lalu, Rini harus melakukan tes PCR dan membayar seharga Rp 900.000 karena mengalami gejala Covid-19. Harga segitu menurutnya terlalu besar untuk memastikan penyakit yang belum tentu ia derita.

“Itu super mahal banget untuk penyakit yang belum saya tahu kan, ternyata hasilnya negatif,” kata Rini.

Baca juga: Pengakuan Pengemudi Taksi Online yang Tabrak 2 Jambret hingga Tewas: Saya Kejar, Tabrak, Dia Mental

Penjelasan pihak rumah sakit

Sekjen Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Lia G Partakusuma menjelaskan duduk perkara soal tarif tes PCR yang sebelumnya dipatok mahal.

Menurut Lia, di awal pandemi harga alat-alat serta komponen untuk melakukan tes Covid-19 didapat oleh rumah sakit dengan harga tinggi.

Seiring berjalannya waktu, harga komponen pemeriksaan, seperti reagen, mulai turun. Akibatnya, rumah sakit juga bisa ikut menurunkan harga tes sesuai instruksi pemerintah.

Pada Agustus 2021 lalu, pemerintah menetapkan tarif atas tes PCR menjadi Rp 495.000 dari sekitar Rp 900.000 sebelumnya.

Belakangan, kembali muncul keinginan dari pemerintah untuk menurunkan harga tes PCR ke angka Rp 300.000.

Baca juga: Sopir Taksi Online Tabrak 2 Penjambretnya hingga Tewas, Apakah Bisa Dipidana?

Lia menyambut baik keinginan tersebut. Namun, ia meminta pemerintah untuk bisa mengatur terlebih soal penurunan harga reagen. Reagen merupakan komponen utama tes PCR.

"Kalau pemerintah menginginkan harga PCR turun sih kita senang sekali. Tapi tolong diminta agar harga reagen disesuaikan," kata Lia.

Ia juga meminta penurunan tarif tes PCR tak dilakukan mendadak agar rumah sakit bisa menghabiskan terlebih dahulu stok reagen yang saat ini sudah terlanjur dibeli dengan harga tinggi.

(Penulis : Ira Gita Natalia Sembiring, Ihsanuddin/ Editor : Jessi Carina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com