Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus DBD di Jaksel Turun Drastis Dibandingkan 2020, Kasudinkes Sebut Berkat Jumantik dan PKK

Kompas.com - 12/11/2021, 19:08 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan menyebut 424 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang tercatat dari awal hingga November 2021 masih lebih rendah jika dibandingkan 2020 lalu.

Kepala Suku Dinas (Kasudin) Kesehatan Pemkot Jakarta Selatan, Helmi mengatakan, pada tahun 2020, tercatat ada 1.016 kasus DBD di 10 kecamatan yang ada di Jakarta Selatan.

"Sepanjang 2020, kasus DBD di Jakarta Selatan mencapai 1.016 kasus dari total seluruh wilayah. Alhamdulillah kasus DBD tahun 2021 mengalami penurunan secara signifikan dari tahun 2020," kata Helmi dalam keterangannya, Jumat (12/11/2021).

Baca juga: Kasus DBD Merebak di Jakarta Selatan, 424 Warga Terjangkit hingga November 2021

Helmi mengatakan, penurunan DBD pada tahun 2021 karena bergeraknya seluruh kader juru pemantau jentik (jumantik) dan pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK) yang tersebar di wilayah Jakarta Selatan dalam penanganan DBD.

"Baik dari kader Juru Pemantau Jentik, PKK, dasa wisma dan seluruh warga masyarakat yang telah bersama-sama melakukan berbagai upaya dalam pencegahan penyakit DBD," ucap Helmi.

Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Selatan, Munjirin mengatakan, Pemkot Jakarta Selatan melalui Suku Dinas Kesehatan tengah melakukan pelacakan terhadap kasus DBD.

Hal itu untuk dilakukan penanganan baik penyemprotan dan menggerakan secara masif juru pemantau jentik (jumantik).

Baca juga: 1.665 Warga Bekasi Terserang DBD Sejak Januari hingga Oktober 2021

"Sekarang sudah level 1 jadi sudah bisa door to door untuk aktif kembali. Kalau kemarin waktu masih level 3 atau 4 kan kita mengandalkan untuk jumantik mandiri," kata Munjirin.

Munjirin mengatakan, bagi warga yang ingin melakukan penyemprotan secara mandiri untuk dapat koordinasi dengan Sudinkes Jaksel karena ada penunjuk-petunjuk yang harus diperhatikan saat fogging.

"Kita imbau silahkan tetapi tetap harus koordinasi dulu dengan kami karena ada petunjuk-petunjuk khusus yang mana yang boleh tidak karena harus ada pengecekan lokasi," kata Munjirin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com