Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kakek Selamat dari Kebakaran Tambora: Dengar Suara Kobaran Api dalam Lelap

Kompas.com - 09/12/2021, 20:36 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang kakek berusia 79 tahun, menjadi satu-satunya korban selamat dalam kebakaran yang terjadi di Jalan Tambora 1, RT 10 RW 02, Kelurahan Tambora, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, pada Rabu (8/12/2021) dini hari lalu.

Dalam tragedi itu, satu rumah ludes terbakar. Lima orang anggota keluarga ditemukan tidak bernyawa di dalamnya.

Kapolsek Tambora Kompol Faruk menceritakan detik-detik momen yang menyelamatkan kakek tersebut.

Kepada polisi, si kakek bercerita bahwa saat kejadian ia sedang tertidur pulas di lantai satu bangunan rumah dua lantai yang terbakar.

Sementara kelima orang yang tewas sedang tidur di lantai dua saat kejadian.

Baca juga: Kebakaran di Tambora: 5 Tewas, Seorang Kakek Selamat dengan Luka Bakar

"Faktor yang menyebabkan si Kakek selamat itu karena dia tidurnya di lantai bawah dan dekat dengan pintu keluar," cerita Faruk.

Saat api mulai menjamah satu persatu sudut di rumahnya, Kakek mengaku sedang tertidur pulas. Dalam lelapnya, ia mendengar suara gemuruh nyaring di telinga.

"Dia sedang tidur, terbangun karena mendengar suara 'whus whus'. Ternyata itu suara kobaran api," ungkap Faruk.

Baca juga: Polisi Sebut 5 Orang Tewas karena Terjebak dalam Kebakaran di Tambora

Begitu si kakek membuka mata, rumahnya tak lagi dalam keadaan normal. Gelap, dan penuh asap.

Si kakek pun segera keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

Anggota keluarga yang datang setelah mendengar peristiwa nahas tersebut, melihat Kakek berada di luar area rumah tak banyak berbicara. Di tangannya pun terlihat luka bakar dan sedikit kulit batang hidungnya mengelupas.

Menurut salah satu tetangga, Wijaya, di lokasi kebakaran Kakek tersebut terlihat terdiam. Dia hanya terdiam sambil melihat rumahnya dilahap api.

"Saya lihat dia diam aja. Mungkin syok. Kita semua syok sih," kata Wijaya.

Setelahnya, Kakek dibawa ke Polsek Tambora untuk ditenangkan. Setelah keadaannya membaik, Kakek pun baru bisa dimintai keterangan.

"Cuma memang kondisinya karena yang bersangkutan sudah berumur, pastinya secara psikologis juga alami syok atau apa ya," bela Faruk.

Adapun, saat ini, sang Kakek sudah dibawa oleh pihak keluarga untuk pemulihan. Sedangkan kelima jenazah tengah diotopsi di RS Polri Kramatjati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com