Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN Diminta Rangkul Kembali Peneliti Eijkman, Cak Imin: Untuk Peradaban Maju

Kompas.com - 03/01/2022, 21:39 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar menilai pencopotan para periset Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman kontraproduktif dengan keinginan pemerintah untuk melakukan penguatan di bidang riset.

Atas hal itu, dia meminta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merangkul kembali semua peneliti Eijkman.

"Kita membutuhkan banyak sekali peneliti untuk membangun peradaban yang maju," kata Muhaimin dalam keterangannya, Senin (3/1/2022).

Baca juga: Banyak Peneliti Eijkman yang Diberhentikan, Apa Kabar Kelanjutan Vaksin Merah Putih?

Pria yang akrab disapa Cak Imin itu menyampaikan hal tersebut setelah mengetahui pemberitaan bahwa sebanyak 113 tenaga honorer Eijkman yang mana di antaranya 71 tenaga honorer periset diberhentikan.

Hal itu terjadi sebagai imbas dari adanya integrasi Lembaga Eijkman ke tubuh BRIN per September 2021.

Cak Imin mengingatkan, pembentukan BRIN diharapkan bisa memperkuat ekosistem riset dan inovasi di Tanah Air.

Baca juga: Eks Kepala LBM Eijkman: Kursi yang Ditawarkan Pemerintah untuk Peneliti Honorer Menarik, tetapi...

Ia mengungkapkan, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Inovasi Nasional, BRIN bertugas untuk menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap), serta invensi dan inovasi secara nasional yang terintegrasi.

"Seharusnya, kita malah menambah jumlah peneliti kita, bukan malah mengurangi. Salah satu kunci kemajuan sebuah negara adalah dengan penguatan riset dan teknologi," tegas dia.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mencontohkan, dalam kasus Covid-19, Indonesia pada masa-masa awal terjadinya pandemi terlihat gagap.

Baca juga: Eijkman Melebur ke BRIN, Wakil Ketua Komisi VII: Jangan sampai Peneliti Berpengalaman Tidak Dapat Tempat

Cak Imin meyakini hal ini salah satunya karena rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

'Gara-gara ilmu pengetahuan belum kita kuasai, kita membuang duit terlalu mudah dan besar sekali yang kita buang untuk penanganan pandemi," ucapnya.

Ia menambahkan, saat itu negara menggelontorkan anggaran besar untuk membeli alat rapid test, yang mana sama sekali tidak efektif sehingga menjadi mubazir.

Lebih lanjut, dalam pengadaan boks disinfektan yang banyak tersedia di depan rumah atau gedung-gedung juga tidak efektif dan bahkan membahayakan.

"Inilah pentingnya penguatan riset dan ilmu pengetahuan," tuturnya.

Oleh karena itu, Cak Imin meminta BRIN mengkaji ulang pencopotan para tenaga periset Eijkman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com