JAKARTA, KOMPAS.com - Bagai tamu tak diundang, banjir hampir selalu datang kepada sejumlah warga di Jabodetabek setiap tahunnya.
Bagi warga-warga tersebut, banjir seperti menjadi rutinitas di awal tahun.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan, sekitar 102 RT di Jakarta terendam banjir sejak Selasa (18/1/2022) yang mengakibatkan 1.194 jiwa mengungsi.
Baca juga: Ironi Krisis Air di Jakarta Saat Banjir Tak Henti Melanda...
Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta Moh Insaf menjelaskan, kebanyakan titik banjir berada di wilayah Jakarta Barat. Wilayah lain yang terkena banjir ada di Jakarta Utara, yakni di Kelurahan Cilincing.
Bagi warga korban langganan banjir, kedatangan banjir saat itu tak lagi menjadi kejutan. Seperti halnya warga di sejumlah RW di Tegal Alur, Cengkareng, Jakarta Barat.
"Kalau saya bilang banjir ini anniversary, udah rutinitas, jadi tidak kaget," kata Ketua RT 005 RW 006 Tegal Alur Suhud Panggabean, Rabu.
Meski sudah terbiasa, hujan deras tetap menjadi momok bagi warga di daerah rawan banjir. Meskipun hujan tersebut turun hanya sesaat.
"Rasa khawatir sudah pasti ada kalau hujan lagi. Sebab, pagi tadi, airnya sudah turun, jadi cuma selutut. Sebelumnya, kemarin, tinggi banjir itu sepinggang. Saya khawatir bakal naik lagi airnya," kata Junaidi, warga RT 15 RW 03, Kamis (20/1/2022).
Baca juga: Nasib Normalisasi Sungai di Era Anies yang Mandek, Berubah Jadi Gerebek Lumpur
Ketakutan itu rasanya wajar, sebab, ketinggian bisa mencapai ketinggian yang cukup berbahaya. Khususnya bagi lansia dan anak-anak.
Ketua RW 002 Krisdiantoro mengatakan, ketinggian banjir di wilayahnya pada Rabu malam, bisa mencapai 1,2 meter.
"Sekarang yang terendam itu RW 02 ada 11 RT dan hampir semuanya terendam dengan ketinggian debit air ada yang 60 cm-120 cm," kata dia, Rabu.
Krisdiantoro mengatakan, meski ketinggian muka banjir tinggi, banyak warga yang masih enggan mengungsi ke posko.
Seperti sepasang lansia Taufik (62) dan Carti (60), yang sudah 40 tahun mengontrak di sebuah rumah semipermanen di RT 015 RW 003.
Baca juga: Penanganan Banjir Jakarta Era Anies, Normalisasi Mandek hingga Sumur Resapan Tidak Efektif
Mereka terpaksa tidak mengevakuasi diri dari banjir demi melindungi gerobak dagangan aksesori milik mereka.
"Kita ngejagain gerobak dagangan. Kalau kita keluar, ini takutnya enggak selamat," ungkap Taufik.