Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Remaja Jadi Aktor Kriminalitas, Pengamat Sebut Faktor Lingkungan dan Usia Menentukan

Kompas.com - 20/02/2022, 18:33 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam sepekan terakhir, dua kasus kriminal di Jabodetabek digawangi oleh para remaja. Pertama, kasus pembegalan seorang polisi di Bekasi dan kedua adalah kasus pencuri ponsel di Warakas, Jakarta Utara, hingga membacok jari korban.

Menyikapi maraknya remaja yang menjadi pelaku kriminalitas, Pengajar Politeknik llmu Pemasyarakatan (Poltekip) dan pemerhati anak Imaduddin Hamzah mengatakan hal tersebut terjadi lantaran sejumlah faktor.

Baca juga: Anggota Komplotan Pencuri HP yang Bacok Pemuda hingga Kehilangan 2 Jari Ditangkap, Usianya Masih Remaja

Pertama, kata Imaduddin, aspek usia menjadi salah satu faktor yang menentukan. Para remaja di usia mereka merupakan individu yang sedang mengalami pergolakan psikologis menuju kedewasaan dan pembentukan identitas diri.

 

Hal itu membuat mereka terkadang nekat melakukan hal-hal yang melanggar norma sosial dan hukum.

"Kemampuan kontrol emosi belum stabil, impuls yang kuat dan pertimbangan tindakan rasional dan moral masih terbatas," kata Imaduddin, saat dihubungi, Minggu (20/2/2022).

Kedua, aspek lingkungan di mana remaja tersebut tinggal juga turut mempengaruhi. Jika remaja tumbuh dalam keluarga dan komunitas yang familiar dengan kekerasan, konflik sosial, dan kriminalitas, maka akan membentuk kepribadian remaja yang serupa,

Hal tersebut diperparah dengan minimnya pilihan kegiatan positif yang dimiliki remaja tersebut.

"Ini ikut berkontribusi bagi mereka menggunakan kekerasan sebagai hal yang biasa atau paling mudah sebagai solusi dan cara mencapai keinginan," lanjut Imaduddin.

Ketiga, faktor kontrol sosial dari orang tua dan masyarakat juga turut mempengaruhi. Rendahnya kontrol sosial dari orang tua dan masyarakat membuat para remaja lebih berani melakukan hal-hal yang melanggar norma hukum.

Baca juga: Anggota Brimob Dibegal di Kranggan Bekasi: Pelaku Masih Remaja, Korban Tak Bersenjata

"Apalagi mereka (para remaja) melakukan (kriminalitas) dalam kondisi pengaruh narkoba yang menurukan fungsi rasio, moral, dan meningkatkan keberanian mengambil resiko," kata dia.

Karena itu, ada solusi jangka pendek dan jangka panjang yang harus dilakukan. Dalam jangka pendek, Imaduddin mengatakan, perlu diberikan tindakan yang sesuai dengan kejahatan yang dilakukan para remaja tersebut.

Selain memberikan sanksi yang setimpal, pemerintah juga harus merehabilitasi para remaja yang menjadi pelaku kriminalitas.

"Jangka panjangnya, perlu penataan ekologi yang menyediakan lingkungan terbaik tumbuh kembang remaja yang melibatkan orang tua, tokoh dalam komunitas masyarakat," kata Imaduddin.

"Pemerintah daerah dan aparat Bhabinkamtibmas juga perlu bersinergi menciptakan kondisi tersebut," lanjut dia.

Sebelumnya diberitakan, dua kasus kriminal terjadi dalam sepekan terakhir dan pelakunya masih remaja.

Pada Selasa (15/2/2022), para remaja berusia belasan tahun membegal seorang polisi yang bernama Aiptu Edi di Bekasi.

Aiptu Edi dipepet dan diserang para pelaku yang membawa senjata tajam hingga pria tersebut tersungkur tak berdaya di pinggir jalan.

Setelah itu, pelaku membawa kabur sepeda motor milik korban. Akibat mengalami luka sabetan di bangian tangan hingga punggung, Aiptu Edi harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Kasus berikutnya terjadi di Warakas, Jakarta Utara, pada Kamis (17/2/2022). Seorang anggota komplotan pencuri ponsel membacok korbannya hingga kehilangan dua jari. Diketahui pelaku masih berusia remaja, yakni 14 tahun atau kelahiran 2007.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com