JAKARTA, KOMPAS.com - Buntut aksi mogok dan kenaikan harga tempe membuat sejumlah pengusaha warteg sepakat mengurangi ukuran porsi untuk pelanggan dari biasanya.
Hal itu dikatakan Ketua Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni saat dihubungi pada Sabtu (26/2/2022).
"Tempe dan tahu sudah ada, cuma memang ukuran mengecil. Mereka (pengusaha warteg) juga tahu lah untuk kondisi gini jadi menaikkan harga dan ukurannya mengecil," ujar Mukroni.
Baca juga: Tahu Tempe Kembali Dijual di Pasar Serpong, Pedagang: Pukul 09.00 Sudah Habis, Biasanya Sore
Mukroni yang telah menampung aspirasi dari pengusaha warteg meminta pemerintah untuk mengatasi kenaikan harga kacang kedelai.
Pasalnya, kenaikan kacang kedelai yang menjadi kebutuhan tempe dan tahu naik setiap tahunnya.
"Jangan seperti pemadam kebakaran. Artinya planing sebelum kenaikan harga kedelai harus siap-siap menyelesaikan gejolak kenaikan kebutuhan pokok, termasuk tempe," ucap Mukroni.
Sebelumnya, produsen tempe melakukan aksi mogok produksi selama tiga hari terhitung sejak Senin (21/2/2022).
Aksi mogok yang dilakukan para produsen itu akibat kenaikan harga kacang kedelai yang meroket.
Baca juga: Imbas Harga Kedelai Meroket, Harga Tempe di Tangsel Naik Mulai Hari Ini
Menurut salah satu produsen tempe, menyebut kenaikan harga kedelai naik Rp 400.000. Semula harga kacang kedelai akhir tahun lalu dibeli seharga Rp 800.000, kini menjadi Rp 1.200.000.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.