JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya menangkap sejumlah mahasiswa Papua yang terlibat dalam aksi demonstrasi yang berujung ricuh di dekat kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (11/3/2022).
Kasat Intel Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Ferikson Tampubolon sampai harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka robek di bagian kepala akibat terkena serangan sejumlah mahasiswa dalam aksi demo tersebut.
"Ada satu anggota yang terluka. Sementara ada beberapa orang yang sedang kami bawa ke Polda Metro untuk dilakukan pemeriksaan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan, Jumat.
Zulpan belum menjelaskan secara terperinci mengenai jumlah pedemo yang diamankan. Informasi lebih lanjut akan disampaikan setelah polisi melakukan pemeriksaan.
"Setelah mereka tiba di Polda ya saya infokan," jelas Zulpan.
Sebelumnya dilaporkan, Kasat Intel Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Ferikson Tampubolon menjadi korban pemukulan mahasiswa Papua yang hendak berdemonstrasi di kantor Kementerian Dalam Negeri.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Wisnu Wardana membenarkan adanya anggota Polres Metro Jakarta Pusat yang menjadi korban pemukulan mahasiswa.
"Iya benar anggota kami terluka di bagian kepala dan saat ini tengah dilakukan perawatan ke rumah sakit terdekat," kata Wisnu saat dihubungi, Jumat.
Baca juga: Kasat Intel Polres Metro Jakpus Jadi Korban Pemukulan Saat Mengamankan Aksi Mahasiswa Papua
Sementara itu, Kapolsek Sawah Besar Kompol Maulana Mukarom mengatakan bahwa pemukulan dilakukan dengan menggunakan benda tumpul dan tangan kosong.
"Mahasiswa ada yang memukul dengan benda tumpul dan tangan kosong," ujarnya.
Maulana mengungkapkan, akibat pemukulan tersebut, AKBP Ferikson Tampubolon mengalami luka robek di kepala.
"Kasat Intel Polres Metro Jakpus jadi korban pemukulan oleh pedemo mahasiswa Papua yang mengakibatkan luka robek di kepala," katanya.
Maulana menyayangkan aksi yang berujung ricuh tersebut.
"Padahal petugas melakukan pengamanan secara humanis, namun mereka sengaja melakukan tindakan anarkis," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.