Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KRL Tanah Abang-Rangkasbitung Ditembak, Puslabfor Periksa Proyektil Senapan Angin yang Diamankan

Kompas.com - 31/03/2022, 14:28 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi tengah menyelidiki kasus kereta rel listrik (KRL) relasi Tanah Abang-Rangkasbitung yang diduga ditembak di antara Stasiun Palmerah dan Stasiun Kebayoran Lama pada Rabu (30/3/2022) malam.

Polisi telah mendapati proyektil yang diduga dari senapan angin. Saat ini proyektil itu tengah diperiksa Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor).

"Iya (sedang diperiksa puslabfor), proyektil juga kaca yang rusak, itu masih ditangani. Kami sudah simpan kemarin," ujar Wakapolres Metro Jakarta Selatan AKBP Harun dalam keterangannya, Kamis (31/3/2022).

Baca juga: Kaca KRL Retak dan Berlubang, Diduga akibat Tembakan Senapan Angin

Harun mengatakan, penyelidikan terkait kasus itu sedang dilakukan bersama dengan jajaran Polda Metro Jaya.

Hingga kini, penyidik belum menemukan titik terang soal lokasi penembakan yang mengakibatkan kaca gerbong KRL kelima dari depan itu retak dan berlubang.

"Masalah tempat kejadiannya kami masih belum tahu ini. Kereta kan jalan, ada beberapa stasiun yang dilewati mulai dari Tanah Abang, lalu Palmerah, baru di Kebayoran Lama. Nanti kami dalami lagi," ucap Harun.

Baca juga: Kaca KRL Ditembak di Antara Stasiun Palmerah-Kebayoran Lama, Polisi Amankan Proyektil Peluru

Sebelumnya, PT KAI Commuter menduga kerusakan kaca KRL karena aksi vandalisme pelemparan batu. Namun, setelah ditelusuri, kaca KRL retak dan berlubang diduga akibat tembakan senapan angin.

"Tindakan vandalisme tersebut berasal dari penembakan senapan angin yang menyebabkan kerusakan pada kaca jendela," ujar VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba dalam keterangannya, Kamis.

Pasalnya, PT KAI Commuter menemukan proyektil di dalam KRL 2138 yang diduga dari senapan.

Baca juga: Polisi Duga Proyektil di KRL Tanah Abang-Rangkasbitung Berasal dari Senapan Angin

Anne mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan polisi untuk mengungkap pelaku penembakan dengan senapan angin itu.

"Tindakan vandalisme terhadap kereta api sangat berbahaya dan melanggar hukum," kata Anne.

PT KAI Commuter juga mengecam tindakan tersebut dan mengimbau masyarakat di sekitar jalur rel untuk mencegah tindakan vandalisme.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP Soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP Soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com