JAKARTA, KOMPAS.com - Nur Asiah (36), warga Kampung Baru Nelayan, Cilincing, Jakarta Utara, tampak antusias mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Sea Savers, untuk membuat ecobrick dari bahan sampah plastik, Sabtu (14/5/2022).
Nur mengaku mendapat ilmu baru dengan pelatihan yang didapatkannya dari para mahasiswa tersebut.
Apalagi sebelumnya dia dan ibu-ibu lainnya tidak mengetahui soal pemanfaatan sampah tersebut.
Baca juga: Warga Kampung Baru Nelayan di Cilincing Dapat Edukasi Bahaya Sampah
"Senang, dapat pengalaman. Jadi memanfaatkan barang-barang, sampah yang sudah tidak berguna," kata Nur.
"Kurang tahu bisa (menjadi) ecobrick, jadi ilmu baru buat tambahan kita," lanjut dia.
Menurut Nur, pembuatan ecobrick yang dipelajarinya dapat mengurangi sampah-sampah yang berserakan.
Bahkan ecobrick yang dibuat, kata dia, bisa dimanfaatkan untuk membuat bangku dan manfaat lainnya.
"Insya Allah akan dilakukan sedikit demi sedikit karena gampang dikerjain. Cuma butuh ketelatenan aja masuk-masukin biar padat," kata dia.
Sebelumnya, warga di Blok B Kampung Baru Nelayan, Cilincing, Jakarta Utara mendapatkan edukasi tentang bahaya sampah yang ada di laut sekitar tempat tinggal mereka.
Baca juga: Baru Diresmikan 3 Bulan Lalu, Skatepark di Creative Center Bekasi Dicoret-coret dan Penuh Sampah
Edukasi tersebut diberikan oleh Sea Savers yang bekerja sama dengan Waste for Change, sebuah organisasi yang berkonsentrasi pada lingkungan hidup.
Ketua Panitia Sea Savers Reyvina Washington Hartono mengatakan, kegiatan bertema Trash Clean Up Movement tersebut memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan sampah.
"Kegiatan ini ada sosialisasi ibu-ibu dan anak-anak. Ibu-ibu mempelajari ecobrick dan anak-anak mempelajari tentang bagaimana caranya menanggulangi sampah," kata Reyvina, Sabtu.
Selain itu, kata dia, pembersihan sampah di sekitar lokasi permukiman yang ada di tepi laut pun dilakukan oleh masyarakat.
Edukasi yang diberikan juga antara lain dengan menampilkan beberapa foto dampak tumpukan sampah di area pesisir pantai, termasuk area yang menjadi bau karenanya serta memicu banjir.
Menurut Reyvina, lokasi edukasi di Kampung Baru Nelayan tersebut dilakukan karena area tersebut termasuk kampung yang akan dijadikan resilience.
"Tujuan kegiatan ini untuk melindungi laut, dimulai dari yang terdekat dulu di Jakarta. Karena sebenarnya banyak laut yang sudah terdampak sampah, tapi kami mulai dari yang terdekat," kata dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, kondisi Teluk Jakarta saat ini sangat mengkhawatirkan karena air yang kotor.
Oleh karena itu, pihaknya pun ingin mengedukasi masyarakat tentang bahaya sampah bagi laut dengan menunjukkan bukti nyata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.