Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan 22 Tahun Ditemukan Tewas di Apartemen Kawasan Kebayoran Lama, Lurah: Bukan Warga Kami

Kompas.com - 09/06/2022, 11:26 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perempuan berinisial I (22) yang ditemukan tewas di salah satu kamar apartemen kawasan Cipulir, Kebayoran Lama, bukan merupakan warga setempat.

"Bukan warga kita, sampai saat ini belum ada laporan dari warga kita," ujar Lurah Cipulir Rahman Effendi saat dihubungi, Kamis (9/6/2022).

Menurut Rahman, korban merupakan warga pendatang yang belum diketahui sejak kapan menghuni kamar apartemen tersebut.

Berdasarkan kartu identitas yang ditemukan di kamar apartemen tersebut, korban tercatat sebagai warga Cirebon, Jawa Barat.

Rahman mengaku bahwa berada di lokasi saat polisi mengevakuasi jasad korban. Namun, ia tidak melihat langsung jasad korban.

Baca juga: Perempuan 22 Tahun Ditemukan Tewas di Kamar Apartemen Kawasan Kebayoran Lama

Berdasarkan informasi yang diterima Rahman, kondisi jasad korban saat ditemukan membengkak dan memiliki memar di sejumlah bagian tubuh.

"Saya ada di lokasi, tapi bukan karena (penemuan) itu. Ada urusan soal pengurusan RT dengan pengelola. Saya tidak tahu (penyebab tewasnya), tapi korban sudah biru-biru. Kalau biru dan bengkak itu berarti meninggal bukan baru, tapi sudah beberapa hari," ucap Rahman.

Untuk diketahui, jasad I itu ditemukan pada Rabu kemarin, sekitar pukul 14.21 WIB.

Penemuan itu berawal dari aduan salah satu penghuni apartemen yang mencium baru tidak sedap dari kamar korban. Ia pun melapor kepada petugas keamanan.

Saat petugas keamanan membuka pintu kamar, tampak korban sudah dalam keadaan meninggal dunia di atas kasur.

Baca juga: Polisi Belum Pastikan Perempuan yang Tewas di Apartemen Kebayoran Lama Korban Pembunuhan

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto sebelumnya mengatakan, penyidik langsung melakukan olah tempat kejadian perkara. Meski demikian, belum ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

"Tidak bisa dideteksi (apakah ada tanda-tanda kekerasan). karena mayat kondisinya diperkirakan sudah beberapa hari meninggal dunia, sehingga perlu diotopsi," kata Budhi.

Budhi mengatakan, sejauh ini belum dapat dipastikan mengenai kapan korban meninggal dunia.

"Dari hasil otopsi akan ketahuan penyebab (kematian) dan kapan matinya," ucap Budhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com