Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPRD Tangsel Sayangkan Insiden Politisi Gerindra Pukul Wasit Sepak Bola

Kompas.com - 13/06/2022, 19:44 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang Selatan, Abdul Rasyid, menyayangkan insiden pemukulan wasit yang dilakukan anggota Fraksi Partai Gerindra Edy Mamat.

Peristiwa tersebut terjadi saat sepak bola antarkampung, Turnamen Pakujaya Cup 7, di Stadion Mini Paku Jaya, Tangerang Selatan, Banten, pada Jumat (10/6/2022).

"Secara kelembagaan kami menyayangkan peristiwa itu terjadi. Kita sudah menegur beliau dan berkomunikasi dengan fraksinya, jadi secara normatif kami menyayangkan," ujar Abdul, di Balai Kota Tangerang Selatan, Senin (13/6/2022).

Baca juga: Kader Gerindra di DPRD Tangsel Minta Maaf Setelah Pukul Wasit di Laga Tarkam

Abdul menuturkan, persoalan itu sudah selesai karena Edy Mamat sudah meminta maaf kepada korban pemukulan.

Pihak yang bertikai juga sudah sepakat untuk berdamai saat bertemu di Kantor Kelurahan Pakujaya, Serpong Utara, pada Sabtu (11/6/2022) pukul 20.00 hingga 23.00 WIB.

"Dia sudah minta maaf dan saya kira nanti kita minta juga klarifikasi dari Edy Mamat," lanjutnya.

Terkait insiden tersebut, kata Abdul, dirinya sudah berkomunikasi dengan Fraksi Gerindra. Menurut dia, Edy Mamat akan dipanggil oleh mahkamah partai.

"Hari ini kalau enggak salah dipanggil mahkamah partai," ucapnya.

Sebelumnya, Edy Mamat telah meminta maaf atas insiden pemukulan. "Saya enggak luput dari kesalahan. Saya minta maaf kepada semua panitia, sama wasit juga. Saya sudah meminta maaf," ujar Edy, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Senin (13/6/2022).

Baca juga: Kasus Wasit Dipukul Politisi Gerindra Saat Laga Tarkam di Tangsel Berujung Damai

Edy berdalih bahwa yang ia lakukan bukanlah pemukulan, melainkan menghalau agar wasit tidak memberikan kartu merah.

"Saya tidak ada pemukulan, dan mungkin dari kesalahan saya, saya tidak menyalahkan wasit, juga wasit di tengah lapangan adalah hakim. Tapi dalam pertandingan juga harusnya hakim lebih baik tidak memihak ke sana ke sini," ucapnya.

Menurut Edy, wasit tidak bersikap netral ketika memimpin pertandingan. Ia mengaku beberapa kali dijatuhkan oleh pemain lawan, namun wasit tidak menyatakan pelanggaran.

"Saya sebagai pemain bola ada masalah dengan wasit atau pemain bola setelah main bola selesai. Karena namanya tarkam pasti akan ketemu wasit lagi, tidak akan masalah lagi, tidak ada permusuhan. Kita sudah sama-sama memaafkan," tutur Edy.

Adapun video pemukulan yang diduga dilakukan Edy beredar di media sosial. Dalam video tampak Edy memukul karena memprotes keputusan wasit yang memberikannya kartu merah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com