Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Wabah PMK, Pedagang di Tangsel Kurangi Penjualan Hewan Kurban

Kompas.com - 29/06/2022, 06:10 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pedagang hewan kurban musiman di Tangerang Selatan bernama Arif (45) mengaku khawatir berjualan di tengah merebaknya wabah penyakit kuku dan mulut (PMK).

Karena itu, ia mengurangi jumlah hewan kurban yang ia jual tahun ini.

Sebelumnya, pada 2021, Arif menjual hingga 50 ekor kambing. Akan tetapi, tahun ini ia hanya menjual setengahnya saja.

"Sedikit kambing yang dijual tahun ini, setengah dari tahun kemarin. Khawatir kondisi begini orang takut beli hewan kurban karena ada penyakit PMK, pada takut," ujar Arif saat ditemui di lapaknya di Jalan Palapa, Kampung Cilalung, Serua, Ciputat, Tangsel, pada Selasa (28/6/2022).

Baca juga: Curhat Pedagang Kambing Kurban di Ciputat, Tiga Hari Berjualan tapi Tak Satu Pun Laku

Selain itu, ia selalu berjualan mendekati Hari Raya Idul Adha 1443 H. Alasannya agar lebih hemat biaya untuk memberi pakan hewan kurban yang akan dijual.

"Jualannya selalu dua minggu mau Lebaran, ngaritnya susah sekarang nyari rumputnya atau umpannya, makanya mepet dua minggu jelang Idul Adha. Kalau lebih lama, biayanya lebih gede," kata Arif.

Ia mengaku dilema dengan penjualan yang menurun dari tahun kemarin. Sudah tiga hari berjualan, belum ada satu pun kambing yang laku terjual.

"Kambingnya sampai (di lapak) Sabtu (25/6/2022) malam, Minggunya (26/6/2022) baru buka. Masih sepi, belum ada yang laku," kata Arif.

Baca juga: Sapi Terjangkit PMK di Tangerang Akan Dipotong Paksa jika Kondisinya seperti Ini...

Berbeda dengan tahun lalu, Arief menyebutkan, sudah ada hewan kurban yang terjual sejak hari pertama lapaknya dibuka.

Selain itu, Arif mengaku ada perubahan harga kambing dari tahun sebelumnya.

"Harga kambing naik, biasanya tahun dulu Rp 2,5 juta, sekarang Rp 2,7 juta-Rp 2,8 juta tipe C paling kecil bobot 20-25 kg," kata Arif.

Ia menyebutkan, harga kambing naik karena pemasok dari peternakan kambing di Bogor, Jawa Barat, sudah menaikkan harga lebih dulu.

Baca juga: Pemkot Sebut Holywings Bekasi Tak Punya Izin Penjual Langsung Minuman Beralkohol

Selain masalah kenaikan harga jual kambing kurban, Arif menduga sepinya pembeli pada tahun ini tak lepas dari wabah PMK.

Menyikapi isu tersebut, Arif berujar, semestinya pelanggan tidak perlu khawatir. Sebab, peternakan tempat ia membeli kambing selalu melakukan perawatan rutin untuk menjamin kesehatan hewan ternak yang mereka jual.

Arif menjelaskan bahwa lapaknya sudah dilengkapi persyaratan surat keterangan memasukkan (SKM) dan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).

Baca juga: Program PTSL Gratis di Kota Bekasi Diduga Disusupi Praktik Pungli Jutaan Rupiah

Karena itu, ia mengimbau pembeli tidak usah takut untuk membeli hewan kurban, termasuk kambing.

"Buat pembeli enggak usah khawatir, kami sudah ada suratnya dari dinas, biasa kami selalu dicek tiap tahun enggak ada masalah. Di tempat kami ngambil, perawatannya sudah terbaik, vitaminnya diperiksa terus, dijaminlah kami kambingnya sehat," ucap Arif.

"Misalnya ada yang beli terus belum waktunya kurban, dia titip di mari. Kalau kambingnya mati, kami ganti kambingnya," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com