Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapi Isu Jakarta Akan Tenggelam, Pemprov DKI: Jangan Lagi Eksploitasi Air Tanah

Kompas.com - 05/07/2022, 18:05 WIB
Muhammad Naufal,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta buka suara terhadap isu soal Ibu Kota akan tenggelam.

Isu soal Jakarta bakal tenggelam diketahui mencuat beberapa bulan lalu.

Menanggapi isu itu, Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto berujar bahwa Pemprov DKI berencana untuk membangun lebih banyak saluran PAM di Ibu Kota.

Baca juga: Polisi Tangkap Tiga Tersangka Spesialis Pencurian Motor di Pondok Gede

"Pemprov DKI sedang melakukan perencanaan kerja sama pemerintah dengan badan usaha untuk membangun, mengoneksikan PAM," kata Asep kepada awak media, Selasa (5/7/2022).

"Sistem PAM-nya dari Jati Luhur langsung ke Jakarta," sambung dia.

Menurut Asep, perencanaan itu kini sedang dilakukan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta.

Dengan adanya jaringan PAM yang lebih banyak, Asep berharap bahwa warga tak lagi mengeksploitasi air tanah.

"Ke depannya diharapakan sudah tidak ada lagi eksplolitasi terhadap pemakaian air tanah," ucap Asep.

Baca juga: 2 Korban Jebolnya Tandon Air Proyek LRT di Rasuna Said Masih Dirawat di Rumah Sakit

Diberitakan sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sempat menyinggung soal prediksi Jakarta tenggelam dalam kurun 10 tahun ke depan.

Hal ini ia sampaikan saat berpidato mengenai isu pemanasan global di Kantor Direktur Intelijen Nasional AS pada 27 Juli 2021.

Dia menuturkan, prediksi tenggelamnya Jakarta akibat kenaikan permukaan air laut.

"Apa yang terjadi di Indonesia, jika perkiraannya benar, bahwa dalam 10 tahun ke depan mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya (Jakarta) karena akan tenggelam," kata Biden.

Koordinator Geologi Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wahyudi Memet menjelaskan, setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan tanah mengalami penurunan.

Baca juga: Tembok Toko Sepanjang 17 Meter Roboh di Cakung Dampak Perbaikan Saluran Air, Akses Jalan ke 4 RT Terputus

Pertama, proses atau aktivitas vulkanik dan tektonik, siklus geologi, dan adanya rongga di bawah permukaan tanah. Kemudian, ada pengambilan bahan cair dari dalam tanah seperti air tanah atau minyak bumi.

Selain itu, terdapat beban berat di permukaan, seperti struktur bangunan, sehingga lapisan tanah di bawahnya mengalami kompaksi atau konsolidasi.

Wahyudi berpandangan, fenomena penurunan tanah yang terjadi di Jakarta, khsusnya di Jakarta Utara, merupakan dampak dari pembangunan yang masif.

"Banyak tanah urukan khususnya di Pluit dan Kelapa Gading yang mengalami penurunan tanah karena pembangunan atau dalam Geologi istilahnya adalah settlement," ungkap Wahyudi kepada  Kompas.com saat dihubungi, Sabtu (29/1/2022).

Baca juga: Aliran Air Bersih Mati Hampir Seminggu di Cililitan Kecil, Warga Kesulitan Penuhi Kebutuhan

Tanah endapan yang masih muda kemudian dilakukan konstruksi pembangunan juga dapat menjadi salah satu penyebab tanah mengalami penurunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

Megapolitan
Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Megapolitan
Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Megapolitan
Pemprov DKI Larang 'Study Tour', Korbankan Pengalaman Anak

Pemprov DKI Larang "Study Tour", Korbankan Pengalaman Anak

Megapolitan
PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

Megapolitan
Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Megapolitan
Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Megapolitan
Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Megapolitan
Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Megapolitan
Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com