Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEM UI Mengaku Dibubarkan Paksa Saat Gelar Aksi di Kampus

Kompas.com - 26/08/2022, 11:36 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia mengaku mereka dibubarkan secara paksa dan diperlakukan kasar saat menggelar aksi di lingkungan kampus. 

Hal itu terjadi pada Kamis (25/8/2022) kemarin. 

Koordinator Bidang Sosial Politik BEM UI 2022 Melki Sedek Huang mengatakan, awalnya BEM UI hanya ingin mengajak para mahasiswa baru yang tengah mengikuti acara pengenalan kampus untuk berdiskusi soal isu-isu kampus.

"Namun, beberapa anggota Pengamanan Lingkungan Kampus (PLK) meneriaki kami dan melarang kami, padahal kami tidak sedang aksi ataupun menebar poster dan banner," kata Melki kepada Kompas.com, Jumat (26/8/2022). 

Baca juga: BEM UI Khawatir RKUHP Mengkriminalisasi Aksi Unjuk Rasa

Selanjutnya, mahasiswa BEM UI diajak berdiskusi oleh perwakilan Direktorat Kemahasiswaan (Dirmawa) UI. 

BEM UI lalu menyampaikan keinginan untuk bertemu Ari Kuncoro karena kebetulan yang bersangkutan hadir menyampaikan sambutan dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). 

Mereka hendak menyampaikan empat isu kepada rektor, yaitu tentang pembunuhan Akseyna di UI yang tidak pernah dipedulikan UI, biaya pendidikan yang tidak transparan, Statuta UI, dan kekerasan seksual dalam kampus.

"Dan kami beri waktu hingga 09.30 WIB. Namun hingga 09.30 kami tidak mendapat jawaban terkait kemauan Rektor, tetapi perwakilan Dirmawa UI meminta waktu lagi hingga pukul 10.00," ujar Melki. 

"Lalu kesepakatan dibuat, yaitu apabila hingga 10.00 dan acara paduan suara mahasiswa baru telah selesai tapi tidak ada kemauan Rektor UI, kami akan langsung aksi di tempat," sambung Melki. 

Baca juga: Perjuangan Keluarga Cari Keadilan untuk Akseyna, Surati Kompolnas tapi Lagi-lagi Kecewa

Akhirnya tepat pukul 10.00, BEM UI pun membentang banner, poster, dan melakukan orasi serta bernyanyi dengan berjalan dari pintu Balairung ke Lapangan Rotunda.

Saat itu lah PLK UI membubarkan paksa aksi BEM UI

 

"PLK amat kasar. Kami dipaksa untuk bubar, didorong dengan kasar, beberapa teman kami dicaci maki, dan beberapa anggota PLK terlihat ingin melakukan pemukulan pada kami," katanya.

Atas perlakuan kasar ini dan tuntutan BEM yang belum terjawab, maka BEM UI pun berencana kembali melakukan aksi demonstrasi pada Selasa, 30 Agustus mendatang. 

Aksi akan berlangsung dengan Long March hingga ke Gedung Rektorat UI.

"Aksi ini dilakukan sebagai bentuk dorongan agar kampus segera sadar, mau berbenah, dan memperbaiki masalah yang ada," ujar Melki. 

Baca juga: Penolakan Statuta UI Berlanjut, BEM dan IKM UI Gelar Unjuk Rasa

Dihubungi terpisah, Kepala Biro Humas dan KIP UI Amelita Lusia menegaskan acara PKKMB yang digelar kemarin adalah acara yang diperuntukkan bagi mahasiswa baru. 

Oleh karena itu, tidak tepat jika acara itu dijadikan ajang aksi bagi mahasiswa BEM UI. 

"Sewajarnya mahasiswa senior memahami hal ini, menyambut adik-adiknya dengan hangat setelah masa perkuliahan, seperti juga ketika mereka pertama menginjakkan kaki sewaktu menjadi mahasiswa baru," kata Amel.

"Jika ada hal yang ingin disampaikan mahasiswa, di UI ada saluran dan mekanisme untuk menyampaikannya," sambungnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com