Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Angkut Sayur di Pasar Induk Kramatjati Menjerit, BBM Naik tapi Upah Masih Stagnan

Kompas.com - 05/09/2022, 20:07 WIB
Ihsanuddin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) turut dirasakan para sopir truk angkut sayur mayur di Pasar Induk Kramat Jati, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.

Bayu, satu sopir truk angkut sayur mayur di Pasar Induk Kramat Jati mengatakan, akibat kenaikan harga BBM pengeluaran para sopir untuk membeli bensin kini membengkak.

"Sudah mulai terasa, dari kita pengisian Pertalite saja yang biasanya Rp 100 ribu kita dapat banyak, sekarang cuma 10 liter. Otomatis kita harus nambah lagi 25 persen," ujar Bayu di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (5/9/2022), dilansir dari Tribun Jakarta. 

Baca juga: Imbas Kenaikan Harga BBM, Organda Prediksi Tarif Angkutan Umum di Jakarta Naik 12,5 hingga 17,5 Persen

Di sisi lain, para pedagang yang selama ini menggunakan jasanya masih belum menaikkan ongkos pengiriman sayur. 

Otomatis, pendapatan harian Bayu pun kini berkurang cukup drastis karena terpotong biaya pembelian bensin yang membengkak. . 

Para sopir angkut berharap pedagang di pasar tradisional lekas menaikkan ongkos pengiriman agar sopir tidak harus merogoh kantong lebih dalam untuk membeli BBM.

"Biasanya kalau ke Tanah Tinggi (Tangerang) itu sekali berangkat Rp 500 ribu, untuk saat ini paling Rp 550 ribu," kata dia.

Baca juga: Demo Tolak Kenaikan Harga BBM, Mahasiswa Bakar Ban di Kolong Flyover Pasar Rebo

Rafles, satu sopir angkut sayur mayur di Pasar Induk Kramat Jati lainnya juga berharap para pedagang lekas menaikkan ongkos kirim agar tidak memberatkan biaya pengiriman.

Ia menyadari, bila pedagang Pasar Induk Kramatjati membayar ongkos lebih, maka hal itu akan berdampak pada naiknya harga sayur mayur dan bahan pokok lain di pasar-pasar tradisional.

Namun ia menilai hal itu tidak bisa dihindari karena kenaikan harga BBM memang berdampak pada seluruh sektor.

"Mungkin pedagangnya belum terbiasa menaikan ongkos, kan kita langganan (ke pedagang). Hanya pengeluarannya lebih banyak, contohnya biasanya isi BBM Rp 67 ribu per 10 liter sekarang Rp 100 ribu," tutur Rafles.

Baca juga: Imbas Lonjakan Harga BBM, Sopir Angkot di Tangerang Sepakat Naikkan Tarif

Presiden Joko Widodo sebelumnya mengumumkan kenaikan harga BBM mulai dari pertalite, solar, dan pertamax.

Harga terbaru BBM bersubsidi dan non-subsidi itu mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30.

Harga pertalite mengalami kenaikan dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.

Harga solar subsidi naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan harga pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

 

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Beli Bensin Membengkak, Curhat Sopir Angkut Sayur di Pasar Kramat Jati Minta Ongkos Kirim Naik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com