Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindiran Mahasiswa yang Merangsek Masuk Istana Saat Demo Kenaikan BBM: Gedung Antirakyat Ada di Sana...

Kompas.com - 09/09/2022, 11:26 WIB
Reza Agustian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai elemen masyarakat mulai dari mahasiswa hingga buruh terus melayangkan aksi protes terhadap pemerintah atas naiknya harga bahan bakar minyak (BBM).

Organisasi mahasiswa seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan BEM dari sejumlah universitas turun ke jalan di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Kamis (8/9/2022).

Ketua Umum Pengurus Besar HMI Raihan Ariatama mengatakan, setidaknya ada dua pernyataan sikap HMI dalam merespons kenaikan harga BBM.

"Menolak kenaikan harga BBM bersubsidi karena akan memperburuk kondisi ekonomi rakyat, terutama kelas menengah ke bawah dan pelaku usaha kecil mikro menengah (UMKM) yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19," kata Raihan di Patung Kuda, Kamis.

Baca juga: Demo Tolak Kenaikan BBM Juga Digelar di Patung Kuda, Jalan di Sekitar Istana Ditutup Mulai Pukul 11.00 WIB

Berikutnya, HMI mengecam tindak kekerasan yang dilakukan aparat keamanan terhadap para demonstran saat unjuk rasa tolak kenaikan harga BBM di berbagai daerah di Indonesia.

Terpisah, Ketua Umum GMNI Imanuel Cahyadi mengungkapkan, pemerintah tidak transparan mengenai data yang menjadi rujukan terkait subsidi energi yang mencapai Rp 502,4 triliun.

"Kemudian, pemerintah berdalih harga BBM di Indonesia saat ini merupakan yang termurah di dunia. Namun, berdasarkan data yang ada, harga BBM Indonesia saat ini khususnya Pertalite, Indonesia bahkan tak masuk 10 besar," ucap Imanuel.

"Mengacu data globalpetrolprices.com per 29 Agustus 2022, harga BBM paling murah sebesar 0,022 dollar Amerika Serikat (AS) per liter di Venezuela, dan paling mahal 2,981 dollar AS per liter di Hongkong," sambung dia.

Hujan lebat tak surutkan unjuk rasa mahasiswa


Saat aksi unjuk rasa berlangsung, hujan lebat mengguyur kawasan Patung Kuda. Namun, hal tersebut tak menyurutkan mahasiswa untuk demo tolak kenaikan harga BBM.

Massa dari BEM SI tetap menyuarakan penolakan terhadap kenaikan harga BBM.

"Kami buktikan bahwa hujan tidak bisa menghentikan kami," ujar salah satu orator melalui pengeras suara.

Baca juga: Akan Ada Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Gedung DPR, Ini Rekayasa Lalu Lintasnya

Menjelang petang, peserta massa aksi semakin ramai. Sekitar pukul 16.00 WIB, massa HMI, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), serta BEM dari berbagai universitas tiba di kawasan Patung Kuda.

Mahasiswa terlibat dorong-dorongan, terobos kawat berduri, dan bakar ban

Pengunjuk rasa dari mahasiswa melakukan aksi bahkan ban tepat di bawah JPO Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (8/9/2022).kompas.com/REZA AGUSTIAN Pengunjuk rasa dari mahasiswa melakukan aksi bahkan ban tepat di bawah JPO Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (8/9/2022).
Dalam demo kemarin, massa mahasiswa memaksa merangsek maju menuju kawasan Istana Merdeka.

Mereka menerobos kawat berduri yang dipasang di Jalan Medan Merdeka Barat.

Para demonstran memaksa masuk ke kawasan Istana Merdeka untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Halaman:


Terkini Lainnya

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com