Organisasi mahasiswa seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan BEM dari sejumlah universitas turun ke jalan di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Kamis (8/9/2022).
Ketua Umum Pengurus Besar HMI Raihan Ariatama mengatakan, setidaknya ada dua pernyataan sikap HMI dalam merespons kenaikan harga BBM.
"Menolak kenaikan harga BBM bersubsidi karena akan memperburuk kondisi ekonomi rakyat, terutama kelas menengah ke bawah dan pelaku usaha kecil mikro menengah (UMKM) yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19," kata Raihan di Patung Kuda, Kamis.
Berikutnya, HMI mengecam tindak kekerasan yang dilakukan aparat keamanan terhadap para demonstran saat unjuk rasa tolak kenaikan harga BBM di berbagai daerah di Indonesia.
Terpisah, Ketua Umum GMNI Imanuel Cahyadi mengungkapkan, pemerintah tidak transparan mengenai data yang menjadi rujukan terkait subsidi energi yang mencapai Rp 502,4 triliun.
"Kemudian, pemerintah berdalih harga BBM di Indonesia saat ini merupakan yang termurah di dunia. Namun, berdasarkan data yang ada, harga BBM Indonesia saat ini khususnya Pertalite, Indonesia bahkan tak masuk 10 besar," ucap Imanuel.
"Mengacu data globalpetrolprices.com per 29 Agustus 2022, harga BBM paling murah sebesar 0,022 dollar Amerika Serikat (AS) per liter di Venezuela, dan paling mahal 2,981 dollar AS per liter di Hongkong," sambung dia.
Massa dari BEM SI tetap menyuarakan penolakan terhadap kenaikan harga BBM.
"Kami buktikan bahwa hujan tidak bisa menghentikan kami," ujar salah satu orator melalui pengeras suara.
Menjelang petang, peserta massa aksi semakin ramai. Sekitar pukul 16.00 WIB, massa HMI, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), serta BEM dari berbagai universitas tiba di kawasan Patung Kuda.
Mereka menerobos kawat berduri yang dipasang di Jalan Medan Merdeka Barat.
Para demonstran memaksa masuk ke kawasan Istana Merdeka untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Mereka meminta perwakilan dari Istana Merdeka keluar menemui para demonstran yang ingin menyampaikan tuntutan dan aspirasi secara langsung.
"Di mana, di mana, gedung antirakyat, gedung antirakyat ada di seberang sana (sambil menunjuk arah Istana Merdeka)," demikian massa GMNI kompak bernyanyi.
Selain menerobos kawat berduri, saat hari menjelang petang, massa aksi membakar ban bekas di kawasan Patung Kuda.
Akibatnya, kepulan asap hitam membumbung tepat di bawah jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Medan Merdeka Barat.
Tak hanya ban, spanduk bertulisan kalimat-kalimat protes terhadap pemerintah juga dibakar oleh para demonstran.
Terlihat petugas kepolisian menyiapkan alat pemadam api ringan (APAR) untuk mencegah kobaran api makin besar.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/09/11264281/sindiran-mahasiswa-yang-merangsek-masuk-istana-saat-demo-kenaikan-bbm