Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curiga Pria yang Mobilnya Halangi Jalan di Bekasi hanya Mengaku Polisi, Ketua RT: Di Mobil Tak Ada Atributnya

Kompas.com - 12/09/2022, 21:13 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

BEKASI, KOMPAS.com - Ketua RT 01 Jaticempaka, Jatiwaringin, Pondok Gede, Kota Bekasi Yosharman Nirman mengatakan bahwa di mobil pria yang menolak untuk memindahkan kendaraanya tidak ada atribut polisi.

"Saya perhatikan ada peci, tapi saya lihat enggak ada (atribut polisi). Pelat nomor juga enggak ada. Saya enggak begitu sadar dia polisi atau bukan," ucap Nirman saat ditemui di lokasi, Senin (12/9/2022).

Baca juga: Video Viral Pengemudi Diduga Polisi Ogah Pindahkan Mobilnya yang Halangi Akses di Jatiwaringin, Ini Kronologinya

Nirman menduga pria di dalam mobil tersebut itu hanya mengaku anggota dan merupakan keluarga besar Polri.

Kendati begitu, ia memastikan bahwa pengemudi mobil itu bukan warga setempat dan hanya mampir untuk parkir.

"Dia bukan warga sini, kalau Bekasi, mungkin ya," ucap dia.

Sementara itu, pemilik kios sekaligus perekam video yakni Airin (49) mengungkapkan bahwa pengemudi mobil itu tengah menunggu istrinya.

 

Baca juga: Pengemudi Diduga Polisi Ogah Pindahkan Mobil yang Halangi Akses, Mahfud MD: Masa Arogan, Polri Harus Bertindak

Tak beberapa lama kemudian, pengemudi mobil yang mengaku polisi itu pun pergi dari lokasi.

"Dia (pengemudi mobil) itu nunggu istrinya yang di minimarket. Saya tanya 'Ibu, itu suaminya, ya? Tolong ajari sopan santun' dan dia bingung," ujar Airin.

Video yang merekam pria mengaku polisi dan menolak memindahkan kendaraannya itu viral di media sosial Twitter.

Video viral itu bahkan mendapat sorotan dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Republik Indonesia Mahfud MD.

Baca juga: Polisi Tangkap 5 Terduga Provokator saat Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Patung Kuda

"Ini beneran atau konten sandiwara buatan? Kalau ini sungguhan maka polisi harus mengambil tindakan," cuit Mahfud dalam akun resmi Twitter-nya.

Dalam cuitan tersebut, Mahfud turut juga menge-tag akun resmi @DivHumas_Polri. Ia juga mempertanyakan sikap arogansi seseorang dalam video tersebut yang diduga aparat.

"Masak arogansinya seperti itu @DivHumas_Polri," lanjut cuitan Mahfud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pekerja Ini Lebih Setuju Program DP 0 Persen Dikaji Ulang daripada Gaji Dipotong Tapera

Pekerja Ini Lebih Setuju Program DP 0 Persen Dikaji Ulang daripada Gaji Dipotong Tapera

Megapolitan
Pj Wali Kota Bogor Imbau Orangtua Tidak Mudah Percaya Calo Saat Pendaftaran PPDB 2024

Pj Wali Kota Bogor Imbau Orangtua Tidak Mudah Percaya Calo Saat Pendaftaran PPDB 2024

Megapolitan
KASN Terima Dua Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

KASN Terima Dua Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

Megapolitan
Soal Tapera, Karyawan Swasta: Mending Pemerintah Perbaiki Administrasi Pencairan BPJS Ketenagakerjaan Dulu

Soal Tapera, Karyawan Swasta: Mending Pemerintah Perbaiki Administrasi Pencairan BPJS Ketenagakerjaan Dulu

Megapolitan
Penjual Konten Video Pornografi Anak di Telegram Patok Tarif Rp 200.000

Penjual Konten Video Pornografi Anak di Telegram Patok Tarif Rp 200.000

Megapolitan
Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Megapolitan
Iuran Tapera sampai Pensiun, Karyawan Swasta: Siapa yang Mau Cicil Rumah 30 Tahun?

Iuran Tapera sampai Pensiun, Karyawan Swasta: Siapa yang Mau Cicil Rumah 30 Tahun?

Megapolitan
Kekesalan Ketua RT di Bekasi, Tutup Akses Jalan Warga yang Dibangun di Atas Tanahnya Tanpa Izin

Kekesalan Ketua RT di Bekasi, Tutup Akses Jalan Warga yang Dibangun di Atas Tanahnya Tanpa Izin

Megapolitan
Pemetaan TPS pada Pilkada DKI 2024 Pertimbangkan 4 Aspek

Pemetaan TPS pada Pilkada DKI 2024 Pertimbangkan 4 Aspek

Megapolitan
Orangtua Calon Siswa Diwanti-wanti Tak Lakukan Kecurangan Apa Pun pada PPDB Kota Bogor 2024

Orangtua Calon Siswa Diwanti-wanti Tak Lakukan Kecurangan Apa Pun pada PPDB Kota Bogor 2024

Megapolitan
Tak Masalah Pendapatan Dipotong Tapera, Tukang Bubur: 3 Persen Menurut Saya Kecil

Tak Masalah Pendapatan Dipotong Tapera, Tukang Bubur: 3 Persen Menurut Saya Kecil

Megapolitan
Polisi Usut Dugaan TPPO dalam Kasus ART Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan

Polisi Usut Dugaan TPPO dalam Kasus ART Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan

Megapolitan
Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Megapolitan
Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya 'Driver', demi Allah

Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya "Driver", demi Allah

Megapolitan
KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com