Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidak Lapas Salemba, Kanwilkumham DKI Pastikan Video Viral Nasi Tanpa Lauk bagi Napi Hoaks

Kompas.com - 23/09/2022, 12:27 WIB
Reza Agustian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kantor Wilayah Hukum dan HAM (Kanwilkumham) DKI Jakarta mengevaluasi pemberian jatah makan bagi narapidana setelah beredar video nasi tanpa lauk dan sayur di Lapas Kelas IIA Salemba, Jakarta Pusat.

Kepala Kanwilkumham DKI Jakarta Ibnu Chuldun memastikan bahwa video viral nasi tanpa lauk yang diunggah di media sosial merupakan hoaks.

"Saya pastikan video viral itu adalah hoaks, kenapa saya bilang hoaks? Karena saya sudah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Lapas Kelas IIA Salemba, tim kami langsung ke dapur tempat pengolahan makan untuk warga binaan pemasyarakatan (WBP)," kata Ibnu saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/9/2022).

Baca juga: Video Viral Makanan Napi Lapas Salemba Hanya Nasi Tanpa Lauk dan Sayur, Ini Penjelasan Kalapas

Selain mengecek dapur, Ibnu mengungkapkan, jajarannya juga meninjau pendistribusian jatah makan untuk narapidana.

"Saya juga berbicara kepada para WBP, hasilnya tidak ada satu pun yang didapati makanan WBP hanya berisi nasi saja," ungkap dia.

Untuk mencegah kabar hoaks serupa terulang kembali, kata Ibnu, Kanwilkumham DKI Jakarta membuat tiga poin evaluasi mengenai pemberian jatah makan narapidana di semua rumah tahanan negara (rutan) dan lembaga pemasyarakatan (Lapas) di wilayah DKI Jakarta.

"Jadi evaluasi sudah kami lakukan, ada tiga hal, yaitu yang pertama, prosedur penerimaan bahan makanan dari luar ke dalam lapas," kata Ibnu.

Baca juga: Saat Harga Pertamax Tak Terjangkau, Pengendara Kini Beralih ke Pertalite hingga Rela Antre di SPBU

Menurut Ibnu, ada dua catatan penting pada poin evaluasi yang pertama, yakni mengecek kualitas bahan makanan serta jumlah yang dipesan dan diterima harus sama.

"Pertama, dari segi kualitas itu bahan yang segar, baik, yang tidak busuk, dan yang kedua, jumlahnya antara yang dipesan dan yang dikirim itu sama," ungkap dia.

Berikutnya, Ibnu mengungkapkan, poin evaluasi yang kedua mengenai tata cara pengolahan makanan yang akan diberikan untuk narapidana.

"Pengolahan makanan itu harus higienis, dicuci bersih bahan makanannya, cara masaknya juga harus melalui tahapan yang benar, lalu ada ibu-ibu biasanya yang mencicipi makanan untuk WBP," ucap Ibnu.

Baca juga: Dikejar Waktu dan Berhadapan dengan Panjangnya Antrean Pertalite Buat Warga Terpaksa Beli Pertamax

Poin evaluasi yang ketiga, kata Ibnu, makanan harus diserahkan langsung kepada narapidana.

Menurut dia, selama ini pendistribusian makanan hanya dikumpulkan lalu diserahkan oleh pengurus masing-masing blok untuk diserahkan ke narapidana.

"Saya pastikan bahwa semua WBP itu betul-betul menerima jatah makannya secara langsung. Kalau selama ini kan didrop ke pengurus blok, kalau seperti itu dikhawatirkan tidak sampai ke WBP yang bersangkutan," kata Ibnu.

"Maka dari itu harus dilakukan pengawasan yang ketat oleh petugas kami," sambung dia.

Baca juga: Banyak Kurir Karyawan Dialihkan Jadi Mitra, Peneliti UGM: Akibat Omnibuslaw Cipta Kerja

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-Ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Sopir JakLingko Ugal-Ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Megapolitan
Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Megapolitan
Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Megapolitan
Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Megapolitan
Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Megapolitan
Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Megapolitan
Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi 'Gemuk' pada Pilkada 2024

Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi "Gemuk" pada Pilkada 2024

Megapolitan
Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Megapolitan
Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Megapolitan
Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Megapolitan
Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com