Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Mendirikan Bangunan agar Kuat Diterjang Hujan Deras dan Banjir

Kompas.com - 14/10/2022, 08:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak ada seorang pun yang ingin terdampak saat hujan deras dan banjir melanda.

Namun, saat hujan deras intens mengguyur suatu wilayah dan memicu banjir di wilayah tersebut, potensi dampak kerusakan bangunan kerap kali terjadi.

Dalam kurun waktu sepekan terakhir, setidaknya ada tiga bangunan rusak bahkan roboh di wilayah Jabodetabek karena tidak kuat menahan terjangan banjir.

Ketiga peristiwa itu terjadi di MTsN 19 Jakarta, Sekolah Al-Fath Cirendeu Tangerang Selatan, dan tempat pemancingan di Kramatjati, Jakarta Timur.

Baca juga: Ahli Ungkap 2 Faktor yang Bisa Bikin Bangunan Roboh Diterjang Banjir

Peristiwa tembok roboh di MTsN 19 Jakarta bahkan menewaskan tiga siswa di sekolah itu.

Sementara itu, tembok roboh di Sekolah Al-Fath Cirendeu menimpa lima mobil yang terparkir di bawah tembok.

Lalu, saat pemancingan di Kramatjati roboh akibat diterjang banjir luapan Kali Ciliwung, satu ton ikan lele di dalam kolam tersebut terbawa arus.

Berkaca dari beberapa kejadian tersebut, bagaimana cara agar bangunan tahan diterjang hujan deras dan banjir?

Arsitek dari SAIA Architecture Ariko Andikabina menyebutkan, hal mendasar yang paling penting untuk menghindari peristiwa serupa terjadi adalah penguatan fondasi.

Baca juga: Banyak Tembok Roboh saat Banjir, Ini Kata Ahli soal Dugaan Penyebabnya

Disampaikan Ariko, salah satu yang paling penting untuk membuat bangunan kuat diterjang hujan deras dan banjir adalah fondasi yang sesuai dengan daya dukung tanah.

Hal ini menjadi penting karena fondasi merupakan bagian paling dasar suatu bangunan agar tetap kuat dan kokoh.

Besarnya fondasi, kedalaman fondasi, hingga jenis fondasi harus disesuaikan saat mulai membangun sebuah bangunan.

Tiga hal utama dalam membangun fondasi itu juga harus disesuaikan dengan topografi tanah di tempat yang akan dibangun.

“Jenis tanah kan macam-macam dan daya dukung tanah di setiap tempat bisa sangat berbeda,” ujar Ariko kepada Kompas.com, Rabu (12/10/2022).

Baca juga: Tembok Pemancingan di Kramat Jati Roboh akibat Luapan Kali Ciliwung

Ariko menegaskan, kedalaman fondasi juga harus sampai ke bagian tanah yang keras, jangan sampai membangun fondasi tapi belum menyentuh tanah keras.

“Kalau enggak menyentuh tanah keras, lalu tanah di bawah fondasi tergerus, dinding atau bangunannya bisa geser atau bahkan roboh,” jelas dia.

Fondasi yang dibuat sesuai standar dan daya dukung tanah ini menjadi faktor penting untuk membuat fondasi tidak bergerak meski diterjang hujan deras dan banjir.

Jika fondasi tak dibuat sesuai standar, ketika ada banjir atau gangguan air, tanah di bawah fondasi tergerus sehingga mengakibatkan dinding di atasnya roboh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com