Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Tinggi Trotoar dengan Lahan SDN Pondok Cina 1 Teratasi, Pekerja Buatkan Akses Masuk

Kompas.com - 09/11/2022, 18:32 WIB
M Chaerul Halim,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Para pekerja revitalisasi trotoar Jalan Margonda, Depok, akhirnya membuat tangga sebagai akses ke SDN Pondok Cina 1.

Tangga tersebut dibuat untuk mengatasi permasalahan akses akibat terdapat perbedaan tinggi antara permukaan trotoar dengan lahan sekolah.

Tidak hanya tangga, pada akses yang sama juga dibuatkan turunan untuk memudahkan kendaraan roda dua masuk ke halaman SDN Pondok Cina 1.

Baca juga: Revitalisasi Trotoar Jalan Margonda Halangi Akses Masuk SDN Pondok Cina 1

Berdasar pantauan Kompas.com pada Rabu (9/11/2022), pembuatan tangga tersebut dikerjakan empat orang. Mereka tampak mengenakan kaos bertuliskan Dinas PUPR Kota Depok.

"Iya, biar orang bisa masuk ke sini (area sekolah)," ujar salah satu pekerja.

Setelah akses tersebut rampung dikerjakan, kini perbedaan tinggi permukaan trotoar dengan lahan sekolah tak lagi jadi persoalan.

Baca juga: Trotoar Margonda yang Tak Pernah Steril Bahkan Saat Sedang Direvitalisasi, Jadi Tempat Parkir dan Jualan...

Sebelumnya diberitakan, sebuah video beredar di media sosial. Video itu menunjukkan trotoar di Jalan Margonda dibangun begitu tinggi sehingga menyulitkan akses masuk dan keluar SDN Pondok Cina 1.

Terdapat beda tinggi sekitar 120 sentimeter, antara permukaan trotoar dengan akses masuk ke sekolah.

Akibatnya, siapapun yang berjalan masuk ke arah sekolah, mesti berhenti terlebih dahulu, lalu pelan-pelan turun dari trotoar ke area sekolah.

Begitu pula sebaliknya. Siapapun yang hendak keluar sekolah menuju Jalan Margonda, mesti setengah memanjat untuk ke trotoar.

Baca juga: Trotoar Margonda Jadi Tempat Parkir, Pemkot Depok: Kasihan Pejalan Kaki Saingan dengan Mobil dan Motor

Perbedaan tinggi permukaan dapat membahayakan setiapn orang yang berjalan di trotoar, apabila kurang seksama.

Dari keterangan masyarakat yang ditemui di sekitar area sekolah diketahui bahwa trotoar itu baru dibangun pada Selasa (8/11/2022) malam.

Sekolah itu sendiri dalam keadaan kosong. Tak ada aktivitas belajar mengajar di dalamnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, area sekolah itu hendak digusur Pemerintah Kota Depok. Rencananya, akan dibangun masjid agung di area itu.

Sementara, kegiatan belajar mengajar siswa/i di sekolah itu sudah beberapa hari dialihkan menjadi daring untuk sementara waktu. Selanjutnya, mereka akan dilebur ke sekolah lain.

Kompas.com sudah menghubungi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok Citra Indah Yulianty soal hal ini. Ia akan memberikan pernyataan selengkapnya dalam waktu dekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com